KAJIAN PERAN PEMULUNG DALAM PENGELOLAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH YANG BERKELANJUTAN: STUDI KASUS TPA BASIRIH BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN

MAHYUDIN, Rizqi Puteri and Hadi, Sudharto P. and Purwanto, Purwanto (2016) KAJIAN PERAN PEMULUNG DALAM PENGELOLAAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH YANG BERKELANJUTAN: STUDI KASUS TPA BASIRIH BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN. PhD thesis, Programme of Postgraduate.

[img]
Preview
PDF
715Kb
[img]
Preview
PDF
343Kb
[img]
Preview
PDF
1556Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

430Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

981Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

2669Kb
[img]
Preview
PDF
193Kb
[img]
Preview
PDF
3367Kb

Abstract

Meningkatnya jumlah sampah karena pertambahan jumlah penduduk, gaya hidup dan pola konsumsi menyebabkan pengelolaan Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) sampah banyak mengalami hambatan. Sementara itu Dinas Kebersihan Kota belum melaksanakan pengelolaan TPA secara sanitary landfill. Walaupun pemulung berperan dalam mereduksi sampah di TPA, peran pemulung belum dijadikan pertimbangan oleh penentu kebijakan dalam mengelola sampah di TPA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi pengelolaan sampah di TPA Basirih Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan, menganalisis peran pemulung terhadap pengelolaan TPA, menganalisis kontribusi pemulung dalam usaha reduksi sampah di TPA, dan menganalisis skenario pengelolaan TPA dengan melibatkan pemulung menggunakan pendekatan LCA (Life Cycle Assessment) terhadap dampak pemanasan global. Tipe penelitian ini adalah eksplanatori dengan memaparkan ruang lingkup penelitian yaitu dari aspek TPA (profil, evaluasi pengelolaan, jumlah dan komposisi sampah yang masuk untuk melihat potensi pengolahannya), yang kedua dari aspek pemulung (profil, jumlah sampah yang mampu direduksi, jenis sampah yang direduksi, pendapatan pemulung dan faktor yang mempengaruhinya), serta yang ketiga adalah aspek beban lingkungan yang dapat dikurangi dari reduksi sampah oleh pemulung berupa emisi gas rumah kaca menggunakan LCA. Penelitian ini menemukan bahwa permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan TPA Basirih Banjarmasin Kalimantan Selatan adalah kurangnya usaha dalam mereduksi sampah yang ada di TPA dan kurangnya dukungan pemerintah untuk mendayagunakan pemulung. Persentase sampah anorganik yang ada di TPA Basirih adalah 40% (26,02 % sampah anorganik mempunyai potensi daur ulang, sisanya yaitu 13.98% tidak dapat dimanfaatkan oleh pemulung). Faktor yang paling mempengaruhi pendapatan pemulung adalah jenis kelamin dan jam kerja. Sampah anorganik yang mampu direduksi oleh pemulung adalah sebesar 3,45% jika dibandingkan dengan seluruh total sampah, dan 8,5% jika dibandingkan dengan total sampah anorganik, dengan tingkat recovery tertinggi adalah plastik jenis PET (Polyethylene terephthalate) dan jenis terbanyak yang dapat diperoleh pemulung yaitu plastik putihan dan kresek berwarna. Total sampah yang mampu direduksi pemulung adalah 414 ton per bulan. Dari hasil persentase komposisi sampah yang masuk ke TPA Basirih, pilihan daur ulang yang dikombinasikan dengan pengomposan adalah yang paling tepat untuk mengurangi secara signifikan emisi GRK yang dihasilkan. Aktivitas pemulung setiap bulannya dapat mengurangi emisi GRK sebesar 432 MTCO2E. Rekomendasi yang diajukan adalah pengelolaan TPA harus difokuskan pada usaha memilah dan mereduksi sampah. Aktivitas pemulung di TPA Basirih dapat ditingkatkan dengan cara melakukan intervensi pada tingkatan pemulung, pengepul dan pabrik daur ulang. Selain itu diperlukan pendekatan baru dalam formulasi kebijakan pengelolaan TPA berbasis pendekatan partisipasi dengan meningkatkan peran pemulung. Memandang pemulung sebagai komponen penting pengelolaan TPA adalah perwujudan konsep manajemen ekosentris. Kata kunci: sampah, tempat pemprosesan akhir, peran pemulung, life cycle assessment, gas rumah kaca. The increased amount of waste due to population growth, life style and consumption patterns causing many obstacles for managing a landfill. Meanwhile the municipal sanitation office is not managing a landfill by sanitary landfill method. Although the scavengers play a role in reducing waste in landfill, their role have not been taken into account by decision maker in managing waste in landfill. This study is aimed to analyze the condition of waste management in Basirih landfill Banjarmasin South Kalimantan Province, to identify the role of scavengers in landfill management, to analyze scavengers contribution in landfill waste reduction, and to analyze landfill management scenarios by involving scavengers using the LCA (Life Cycle Assessment) approach to global warming. The type of research is explanatory research. The scope of research include: landfill (profile, landfill management evaluation, waste amount and composition), scavengers (profile, the amount of waste reduction by scavengers, the types of waste, scavenger’s income and influencing factor of scavenger’s income), and enviromental burden that can be reduced from scavengers activity (greenhousegases) using Life Cycle Assessment. This study found that the problems faced in Basirih landfill management is lack of effort in reducing waste in landfill and lack of government support to utilize the role of scavengers. Unorganic waste in Basirih landfill amounted to ± 40% (26,02% of unorganic waste can still be used, while 13.98% of waste can not be utilized by the scavengers). 3.45% unorganic waste is reduced by scavengers compared to the total waste, and 8.5% compared to total unorganic waste, with the highest recovery rate is PET (Polyethylene terephthalate) and the highest types of waste can be obtained by scavengers are white and coloured plastic bags. The amount of waste that can be reduced by scavengers is 414 tons per month. From the results of the percentage composition of landfill waste, recycling and composting is the most appropriate to reduce the amount of garbage and greenhousegases (GHG) emissions significantly. Scavenging activities each month can reduce 432 MTCO2E GHG emissions. The recommendations proposed that landfill management should be focused on sorting and reducing waste. Scavenging activities in Basirih landfill can be improved by intervening at the level of scavengers, collectors and recycling industry. In addition, it is required to develop a new approach in the formulation of landfill management based on participatory approach by improving the role of scavengers. Considering scavengers as an important component of landfill management is an expression of ecocentric management. Keywords: waste, landfill, the role of scavengers, life cycle assessment, greenhousegases.

Item Type:Thesis (PhD)
Subjects:T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
Divisions:School of Postgraduate > Doctor Program in Environmental Science
ID Code:66325
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:09 Nov 2018 09:37
Last Modified:09 Nov 2018 09:37

Repository Staff Only: item control page