Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung

Arsiyanto Putra, Luhur (2004) Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporerm di Bandung. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.

[img]
Preview
PDF - Published Version
60Kb

Abstract

1.1 Latar Belakang Salah satu alat untuk mengukur bagaimana kadar cita rasa seni sebuah masyarakat adalah melalui beberapa banyak galeri seni terdapat di masyarakat tersebut. Banyaknya galeri seni merupakan gambaran banyaknya warga yang menyukai karya-karya seni, dan mendatangi galeri-galeri seni. Berangkat dari ukuran di atas, beruntunglah warga kota Bandung. Di kota ini terdapat cukup banyak galeri seni sehingga bias diasumsikan warga bandung memiliki cita rasa seni cukup tinggi. Di luar galeri-galeri seni resmi, bahkan pelataran pertokoan di Jalan Braga pun sudah dikenal sebaga galeri seni terbuka, yang dimanfaatkan banyak seniman Bandung untuk menjual karyanya. Galeri seni, bagi banyak dari kita mungkin adalah sebuah tempat yang memajang berbagai karya seni yang kaku dan membosankan, sehingga galeri seni menjadi pilihan terakhir untuk didatangi ketimbang mal, toko, atau bioskop. Padahal, tidak selalu seperti itu. Semakin berkembangnya dunia seni, terutama dengan semakin banyak karya seni yang biasa dikatagorikan seni kontemporer, sesungguhnya juga menghasilkan sejumlah karya yang unik, menarik, dan sering kali menghibur untuk dinikmati. Orang datang ke galeri seni sebagai salah satu tempat mencari ide, juga tempat untuk melepaskan ketegangan dari berbagai beban pekerjaan sehari-hari. Wajarlah bila banyak orang melirik galeri seni sebagai tempat rileks. Beberapa datang jika karya yang dipamerkan memang dari jenis yang mereka sukai, tetapi beberapa lainnya belajar menikmati bebagai karya seni yang dipamerkan. Selasar Sunaryo Art Space mungkin yang terbilang tidak pernah sepi dari pengunjung. Ada atau tidak ada pameran, ada saja orang yang datang ke galeri di utara kota Bandung yang berpemandangan indah ini. Sebabnya, di tempat ini juga terdapat cafe. Seniman Sunaryo sebagai pemilik Selasar melihat apresiasi masyarakat Bandung terhadap kesenian, terutama seni kontemporer, dari tahun ke tahun semakin membaik. Hal itu dibuktikan dengan semakin bertambahnya masyarakat yang datang ke pameran seni (kompas,24 April 2004). Mungkin orang awam,terutama dari luar kota Bandung lebih mengenal Selasar seni Sunaryo daripada pusat seni atau galeri-galeri lain di Bandung. Sebagai contoh lain terdapat wadah bagi seni dan arsitektur yaitu Bandung Center for New Media Arts. Kedua wadah ini bekerja dalam ruang lingkup yang kurang lebih sama, yaitu seni. Hanya pada namanya sudah terlihat, Bandung Center for New Media Arts bila diartikan per-katanya dalam bahasa Indonesia adalah pusat di Bandung untuk seni media baru. Selasar Seni Sunaryo mulai dibuka sejak 1998, memang lebih awal 3 tahun daripada Bandung Center for New Media Arts yang mulai eksis pada 2001, tetapi Bandung Center for New Media Arts adalah wadah pertama yang mengkhususkan ruang lingkupnya pada contemporary arts and architecture basics (sumber commonron.info) sedangkan Selasar Seni Sunaryo lebih ke Seni Lukis dan Patung (Aswin dkk, 1998 : 25-26) Bandung Center for New Media Arts merupakan sebuah rumah tinggal biasa yang dialihfungsikan menjadi sebuah studio seni, pusat informasi seni, pusat kajian seni, dan pameran seni. Mereka berbagi ruang dengan Toko Buku Kecil, atau biasa disingkat menjadi Tobucil. Tobucil adalah sebuah media alternatif baca, seperti semacam toko buku kecil dengan kegiatan yang juga bermacam-macam. Bandung Center for New Media Arts dan Tobucil memiliki sebuah ruang bersama, disebut Common Room, untuk melaksanakan acara mereka, bergantian. Berikut adalah contoh acara seni yang digelar oleh Bandung Center for New Media Arts dengan menggandeng berbagai pihak :  Signes, pameran seni dan graphic workshop bekerja sama dengan Soemardja Gallery Bandung, Mei 2002.  Rhizome Project, pameran dan workshop bekerja sama dengan The British Council Jakarta,2002.  After The (F)act, pameran dan workshop bekerja sama dengan Selasar Seni Sunaryo,2002.  Pameran tunggal Gusbarlian Lubis atau yang akrab dipanggil GB,25 April-3 Mei 2004 di Common Room, Bandung Center for New Media Arts. Sebagai tema, ia memilih “in between is mine !” sebagai payung besar bagi tiga judul karyanya, yaitu Tujuh Pisau, Seks, dan Tanpa Judul.  Pameran Gambar Karya RE Hartanto, 6-14 Juni 2004.  German Video Art Screening 2000-2002, 27-29 Juni 2004 dengan diskusi pada 28 juni 2004 bersama Ade Darmawan dan Indra Ameng (Ruang Rupa). Selain di bidang seni, dunia arsitektur juga mengalami perkembangan dengan arsitektur kontemporernya. Dilihat dari segi arsitektur, Bandung pernah dijuluki sebagai laboratorium paling lengkap karena memiliki begitu banyak kekayaan arsitektur yang hingga kini menjadi sumber inspirasi dan bahan penelitian yang tak habis-habisnya untuk digali (Kompas 24 Maret 2002). Dengan dasar itu, sekarang ini Bandung terus berkembang dengan arsitektur baru, masa kini, dengan pemanfaatan teknologi yang semakin maju mendorong munculnya desain-desain baru. Acara-acara arsitektur yang paling sering diadakan adalah seminar/ workshop oleh institusi arsitek ataupun dari kalangan kampus. Selasar Sunaryo Art Space juga terkadang menyelenggarakan acara di bidang arsitektur seperti Ruang Kita (September 2002), yaitu diskusi dan pameran arsitektur yang memamerkan karya-karya beberapa arsitek dari Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta dalam bentuk maket dan foto. Selain itu juga acara peluncuran buku seorang arsitek, Yuswadi Salia yang berjudul Perjalanan Malam Hari, diselenggarakan bekerja sama dengan IAI. Dari contoh-contoh diatas, sudah selayaknya di Bandung terdapat suatu pusat bagi dunia seni dan arsitektur kontemporer. Mengapa dua bidang tersebut, seni dan arsitektur digabungkan dalam satu ruang bersama ? Karena arsitektur adalah termasuk seni juga, seni bangunan. Kebutuhan ruang untuk galeri juga bisa diasumsikan kurang lebih sama, objek yang ditampilkan dalam pameran seni berupa lukisan, patung, atau instalasi, sedangkan pameran arsitektur berisi foto, maket, dan keterangan lain. Hanya dalam pembagian ruang tetap memiliki porsi yang seimbang antara seni dan arsitektur. Dengan ruang, sarana dan prasarana yang representatif untuk mengakomodasi semakin bertumbuhkembangnya dunua seni dan arsitektur kontemporer. Juga untuk memacu kreativitas bagi para pelaksana yang sudah berkecimpung di dunia tersebut, dan untuk menarik dan memperkenalkan kegiatan mereka keluar. 1.2 Tujuan dan Sasaran Tujuan Tujuan dari penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah untuk mendapatkan landasan dalam merencanakan dan merancang suatu fasilitas Pusat Seni Arsitektur Kontemporer di Bandung Sasaran Tersusunnya suatu Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) dengan judul Pusat Seni Arsitektur Kontemporer di Bandung. 1.3 Manfaat Subjektif Untuk memenuhi salah satu persyaratan mengikuti Tugas Akhir sebagai mata kuliah terakhir untuk bisa lulus dari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip, dan sebagai pegangan dan acuan selanjutnya, dalam penyusunan LP3A yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Tugas Akhir. Objektif Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang akan mengajukan proposal Tugas Akhir, Seminar, atau mata kuliah yang lain, dan bagi pihak-pihak yang membutuhkan data mengenai bidang yang bersangkutan. 1.4 Lingkup Pembahasan Subtansial Perencanaan dan perancangan Pusat Seni Arsitektur Kontemporer di Bandung yang menunjang aktivitas-aktivitas di dalamnya, dan termasuk ke dalam kategori bangunan massa jamak. Spasial Pusat Seni Arsitektur Kontemporer di Bandung direncanakan tentu saja di kota Bandung, denga alternative lokasi memilih tapak yang mengutamakan pemanfaatan kontur. 1.5 Metode Pembahasan Metode yang digunakan dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur Pusat Seni Arsitektur Kontemporer di Bandung ini adalah metode deskriptif dokumentatif, yaitu suatu metode yang dilakukan dengan cara pengumpulan data melalui observasi lapangan, studi kepustakaan dan literature, kemudian dilakukan analisa guna mendapatkan solusi dari permasalahan yang ditemukan, selain itu juga memanfaatkan potensi yang ada sehingga diperoleh suatu output yang berupa alternative pemecahan permasalahan berupa Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur. 1.6 Sistematika Pembahasan Bab 1 Pendahuluan Menguraikan secara garis besar hal-hal yang menjadi tema dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang disusun. Uraian tersebut meliputi Latar Belakang,Tujuan dan sasaran, Manfaat, Lingkup Pembahasan, Sistematika Pembahasan, dan Alur Pikir. BAB 2 Tinjauan Umum Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporer Memberikan penjelasan mengenai apa itu seni kontemporer, apa itu arsitektur kontemporer, kemudian definisi Pusat Seni dan Arsitektur Kontemporer, juga tentang fungsi, kegiatan, dan penggunanya. BAB 3 Tinjauan Khusus Memuat hasil studi banding ke fasilitas-fasilitas yang menjadi acuan dalam perencanaan dan perancangan Pusat seni dan Arsitektur Kontemporer di Bandung, dan hasil analisa dari studi banding tersebut. Mengulas lebih dalam tentang Kota Bandung, meliputi kondisi fisik, kebijakan tata ruang, kebijakan tata guna lahan, dan terakhir tinjauan konsep desain arsitektur yang akan dipakai yaitu arsitektur morphosis. BAB 4 Kesimpulan ,Batasan, dan Anggapan Berisi kesimpulan dari pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, dan batasan untuk membatasi hal-hal yang tidak terjangkau melalui pembahasan dan pendekatan dengan cara-cara tertentu, dan anggapan untuk memberi kemungkinan dan kelayakan agar program perancangan yang dibahas dapat dilaksanakan BAB 5 Pendekatan Program Perencanaan dan Perancangan Berisi program dasar perancangan yang meliputi titik tolak pendekatan, pendekatan arsitektur bangunan, pendekatan pelaku dan jenis aktivitasnya, program ruang, struktur dan utilitas bangunan, serta pemilihan lokasi. BAB 6 Konsep dan Program Dasar Perancangan Bagian ini merumuskan strategi perancangan berupa konsep dasar perancangan desain, dan faktor-faktor perancangan yang terdiri dari aktivitas, pengguna, aspek teknis dan kinerja, program ruang, dan penentuang tapak.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:6630
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:08 Feb 2010 10:34
Last Modified:08 Feb 2010 10:34

Repository Staff Only: item control page