STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN BENTANG ALAM KARS SUKOLILO DI DESA SUMBER JATIPOHON, KECAMATAN GROBOGAN KABUPATEN GROBOGAN

SARI, Deasy Ratna and Purnaweni, Hartuti and Sasongko, Dwi P. (2018) STRATEGI PENGELOLAAN KAWASAN BENTANG ALAM KARS SUKOLILO DI DESA SUMBER JATIPOHON, KECAMATAN GROBOGAN KABUPATEN GROBOGAN. Masters thesis, School of Postgraduate.

[img]
Preview
PDF
1376Kb
[img]
Preview
PDF
136Kb
[img]
Preview
PDF
151Kb
[img]
Preview
PDF
101Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

3716Kb
[img]
Preview
PDF
10Kb
[img]
Preview
PDF
71Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

1090Kb

Abstract

Dalam peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No 17 tahun 2012 tentang Penetapan Kawasan Bentang Alam Kars (KBAK). Kars adalah bentang alam yang terbentuk akibat pelarutan air pada batu gamping dan/atau dolomit. Berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 2641 K/40/MEM/2014 menetapkan Kawasan Bentang Alam Kars (KBAK) Sukolilo merupakan Kawasan Lindung Geologi sebagai bagian dari Kawasan Lindung Nasional. Penetapan KBAK Sukolilo sebagai cagar budaya Geologi adalah dengan mempertimbangkan kawasan kars tersebut memiliki komponen geologi yang unik serta merupakan pengatur alami air, tata air tanah serta menyimpan nilai ilmiah. Jumlah penduduk bertambah sejalan dengan bertambahnya kebutuhan hidup masyarakat di Desa Sumber Jatipohon. Masayarakat kesulitan dalam mencari pekerjaan karena daerahnya yang gersang dan lokasi desa yang jauh dari Kabupaten Grobogan. Maka dari itu beberapa masyarakat menjadi penambang batu kapur. Akibat perilaku masyarakat itu KBAK Sukolilo ini terancam oleh adanya pernambangan illegal batu kapur di Desa Sumber Jatipohon, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengelolaan lingkungan KBAK Sukolilo, kerusakan lingkungan fisik, dampak kerusakan aspek sosial, ekonomi, budaya, serta strategi pengelolaan KBAK Sukolilo di Desa Sumber Jatipohon Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan. Metode yang digunakan Gabungan metode (Mixed Methods) diambil dari dua pendekatan yang berbeda, yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan terdiri dari observasi, dan panduan wawancara. Informan terdiri masyarakat Desa Sumber Jatipohon,dan stakeholder. Kerusakan KBAK Sukolilo akibat kegiatan tambang batu kapur yaitu penggunaan lahan untuk tambang kapur pada tahun 2009 sebesar 6,13 ha, pada tahun 2013 mengalami kenaikan yaitu menjadi 7, 15 ha, pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 4,92 ha. Dampak kerusakan akibat penambangan batu kapur, alih fungsi lahan sebesar 82%; kegiatan penambangan ada 94% di lingkungan sekitar tempat tinggal di Dusun Ngrijo, Dusun Ngulakan, dan Dusun Karajan; hasil perhitungan koefisien Run Off tahun 2017 yaitu 0,118; adanya kenampakan speleoterm 62% menjawab tidak ada; keberadaan sumber air tanah 98% ada sumber air tanah yang di manfaatkan warga untuk kebutuhan sehari-hari. Pengelolaan menggunakan analisis POAC yaitu: Planning/ Perencanaan, pihak dinas Kabupaten Grobogan mengacu pada Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan hingga tahun 2011-2030; Organizing/ Organisasi yaitu tidak ada organisasi secara khusus yang menangani pengelolaan secara langsung; Actuating/ Pelaksanaan tidak dapat berhasil jika dilaksanakan hanya satu pihak saja, maka butuh pihak lain untuk ikut andil; Controlling yaitu cara penegakan hukum berdasarkan Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan hingga tahun 2011-2030 jika ada pelanggaran, tindakan yang diambil masih sekedar menunggu laporan masyarakat jika ada penyimpangan dan pelanggaran. Strategi Pengelolaan KBAK Sukolilo di Desa Sumber Jatipohon yaitu 1) sosialisasi dan pembinaan masyarakat, 2) kerjasama multi pihak, 3) kegiatan preventif, 4) pengelolaan potensi wisata alam ,wisata budaya, dan studi ilmiah, 5) pembinaan dan pengawasan oleh pemerintah, 6) Pemberian bibit pohon untuk kegiatan reboisasi pasca tambang di lahan bekas penambangan batu gamping, 7) pelibatan masyarakat, 8) penegakan dan penerapan hukum, 9) peningkatan pemanfaatan usaha ekonomi, serta10) menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Kata Kunci: Kawasan Kars, Kerusakan, Pengelolaan Lingkungan, Strategi Pengelolaan, Penambangan, Batu Gamping The Regulation of the Minister of Energy and Mineral Resources of the Republic of Indonesia Number. 17 of 2012 on determination of the Kars Landscape Area (KBAK). Kars is a landscape formed by the dissolution of water on limestone and / or dolomite. Based on the Decree of the Minister of Energy and Mineral Resources Number 2641 K/40/MEM/2014 determination of the Kars Landscape Area (KBAK) Sukolilo Geological Protected Areas as part of the National Protected Area. The determination KBAK Sukolilo as cultural preserve of Geology is to consider the kars region has a unique geological component as well as a natural regulator of water, groundwater and scientific value. The number of residents is increasing in line with the increasing needs of people living in Sumber Jatipohon Village. Society finds difficulties in finding jobs because of its arid region and the far village location of Grobogan District. Therefore some communities become limestone miners Due to the behavior of the community, the KBAK Sukolilo is threatened by the illegal mining of limestone in Sumber Jatipohon Village, Grobogan Sub-District, Grobogan District. This study aims to analyze the environmental management of KBAK Sukolilo, damage to the physical environment, impacts of social, economic, cultural, and management aspects of the KBAK Sukolilo management in Sumber Jatipohon Village Grobogan Subdistrict, Grobogan District. The methods used Mixed Methods are derived from two different approaches, namely quantitative and qualitative approaches. Data collection techniques used consisted of observations, and interview guides. Informants consist of Sumber Jatipohon Village communities, and stakeholders. Damage to KBAK Sukolilo due to limestone mining activities is the use of land for limestone mine in 2009 of 6.13 ha, in 2013 increased to 7, 15 ha, in 2017 decreased to 4.92 ha. The impact of damage due to limestone mining, land conversion of 82% mining activities exist 94% in the neighborhood around the hamlet Ngrijo, Ngulakan Hamlet, and Hamlet Karajan the results of the calculation of the Run Off coefficient of 2017 is 0.118; absence of speleoterm 62% answered no; the existence of ground water source 98% there is a source of ground water that is utilized by citizens for daily needs. Management using POAC analysis that is Planning, District agency Grobogan refers to Regional Regulation Spatial Plan Grobogan District until year 2011-2030; Organization that is no organization specifically handle the management directly; Actuating Controlling is the way of law enforcement based on the Regional Regulation Spatial Plan Grobogan District until the year 2011-2030can not be successful if implemented only one party only, then need other parties to take part if there is a violation, the action taken is still just waiting for the community report if there are irregularities and violations. Management Strategy of KBAK Sukolilo in Sumber Jatipohon Village is 1) socialization and community development, 2) multi-stakeholder cooperation, 3) preventive activities, 4) management of natural tourism potential, cultural tourism, and scientific studies, 5) coaching and supervision by the government, 6) Provision of tree seedlings for postmining reforestation activities in the former mining site of limestone, 7) community engagement, 8) law enforcement and implementation, 9) increased utilization of economic enterprises, and 10) create jobs for the community. Keywords: Kars Area, Damage, Environmental Management, Management Strategy, Mining, Limestone

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
Divisions:School of Postgraduate > Master Program in Environmental Science
ID Code:66236
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:02 Nov 2018 15:46
Last Modified:02 Nov 2018 15:46

Repository Staff Only: item control page