PENERIMAAN VASEKTOMI SERTA KONDISI AKSEPTOR POST VASEKTOMI DAN HUBUNHANNYA DENGAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR DI DESA KALIGENTONG KECAMATAN AMPEL KEBUPATEN BOYOLALI

RAHAYUNINGTYAS, YUNI (1993) PENERIMAAN VASEKTOMI SERTA KONDISI AKSEPTOR POST VASEKTOMI DAN HUBUNHANNYA DENGAN KARAKTERISTIK AKSEPTOR DI DESA KALIGENTONG KECAMATAN AMPEL KEBUPATEN BOYOLALI. Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]
Preview
PDF - Published Version
13Kb

Official URL: http://www.fkm.undip.ac.id

Abstract

Sebagai salah satu pelaksanaan dari kebijakan kependudukan yaitu program KB yang disimpulkan dan 5 strategi pelaksanaan program atau yang dikenal sebagai "Panca Karya" maka Karya kedua yang berbunyi "Kegiatan-kegiatan untuk membentuk PUS yang istrinya telah berusia 30 tahun atau jumlah anak 3 orang agar tidak menambah jumlah anak yang dimilikinya" sebagai manifestasi dari karya tersebut maka diperkenalkan Tubektomi (MOW) dan Vasektomi(MOP). Untuk itu MOP yang merupakan salah satu metode kontrasepsi harus disejajarkan dengan alat atau metode kontrasepsi yang lebih dulu dikenal sebelumnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kaitan antara karakteristik akseptor Vasektomi terhadap penerimaan Vasektomi dan kondisi akseptor stelah Vasektomi di desa Kaligentong, kecamatan Ampel kabupaten Boyolali. Penelitian ini termasuk type penelitian penjelasan dengan metode pendekatan cross sectional dan reward sehingga dapat diketahui keadaan akseptor saat vasektomi dan saat wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden saat vasektomi rata-rata 48,7 tahun dengan renge 21-70 tahun. Namun demikian umur tidak terkait dengan penerimaan vasektomi dan kondisi akseptor post vasektomi. Demikian pula dengan penganut agama Islam. Pendidikan mempunyai kaitan dengan penerimaan terhadap vasektomi demikian juga pekerjaan utama responden ternyata berhubungan dengan kondisi akseptor post vasektomi. Pengetahuan tentang vasektomi umumnya cukup baik (74,46%), dengan sikap yang mendukung terhadap vasektomi telah 7,8 tahun bervsektomi dan umumnya mereka mengetahui casektomi pertama kali dari aparat desa. Adapun alasan mengikuti vasektomi yang terbanyak karena sudah sadar akan manfaat vasektomi (72,32%) Kondisi kesehatan akseptor setelah vasektomi 87,15% menyatakan tidak terjadi perubahan pada kesehatannya, demikian juga 91,07% akseptor menyatakan tidak ada perubahan hubngan sosial setelah vasektomi. Dari responden yang ada 4 akseptor menyatakan terjadinya kehamilan setelah vasektomi, 2 diantaranya karena operasi belum sempurna, sedang yang lain diduga sudah terjadi konsepsi sebelum vasektomi. Ada beberapa saran yang diajukan antar lain yaitu perlu meningkatkan kualitas akseptor dalam hal ini kesejahteraan keluarganya, pembinaan terhadap akseptor maupun calon akseptor serta follow up terhadap akseptor setelah melakukan vasektomi untuk menghindari kasus-kasus setelah vasektomi.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Divisions:Faculty of Public Health > Department of Public Health
ID Code:6461
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:04 Feb 2010 10:20
Last Modified:04 Feb 2010 10:20

Repository Staff Only: item control page