PEMAKNAAN SANTRI MENGENAI WACANA POLIGAMI PADA FILM SURGA YANG TAK DIRINDUKAN 2

Bakhita , Aida (2018) PEMAKNAAN SANTRI MENGENAI WACANA POLIGAMI PADA FILM SURGA YANG TAK DIRINDUKAN 2. Undergraduate thesis, Faculty of Social and Political Sciences.

[img]
Preview
PDF
547Kb
[img]
Preview
PDF
935Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

699Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

520Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

828Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

378Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

256Kb

Abstract

Data rekapitulasi perceraian yang diproses Pengadilan Agama dan dicatat oleh Komnas Anti Kekerasan terhadap Perempuan menyatakan pada 2015 ada 7.476 kasus perceraian akibat poligami. Poligami seakan menjadi wacana yang tak kunjung surut diperdebatkan. Masingmasing pihak mengajukan referensi dalih yang sama antara yang pro maupun yang kontra. Praktik poligami yang masih berkembang dikarenakan wacana poligami masih mengandung pro dan kontra atau menimbulkan perspektif di tiap individu, sehingga untuk melihat perspektif atau pemaknaan khalayak terhadap poligami dalam film Surga Yang Tak Dirindukan 2, peneliti menggunakan metode analisis resepsi, di mana khalayak dilihat sebagai bagian dari interpretative communities yang selalu aktif dalam mempersepsi pesan dan memproduksi makna, tidak hanya sekedar menjadi individu pasif yang menerima begitu saja makna yang diproduksi oleh media massa, termasuk santri yang juga sebagai kepanjangan dari Kyai dan akan membahas wacana poligami di masa mendatang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeksripsikan pemaknaan santri sebagai khalayak mengenai wacana poligami pada film Surga Yang Tak Dirindukan 2. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori encoding-decoding dan teori Nurture. Hasil penelitian menunjukkan adanya keberagamaan pemaknaan santri yang berbedabeda mengenai wacana poligami pada Film Surga Yang Tak Dirindukan 2. Keenam informan pada posisi negosiasi membenarkan kebolehan poligami dengan adanya syarat dan sebab khusus. Namun mereka tidak bersedia untuk melakukan poligami karena poligami membuat pribadi merasa tersakiti dan syarat poligami yang sulit untuk dilaksanakan yaitu adil. Sebagian informan santri putri berpendapat bahwa adil meliputi aspek mapan dan perasaan sedangkan santri putra tidak setuju apabila perasaan merupakan tuntutan adil. Tidak hanya itu,sebagian informan sependapat bahwa istri yang tidak dapat melaksanakan kewajiban dengan baik merupakan kondisi yang diperbolehkan untuk dipoligami. Pendapat informan didasarkan pada interpretasi para tekstualis atas ayat-ayat Al-Quran tentang poligami, Kitab Kuning,diskusi santri dan kyai,serta media massa

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:H Social Sciences > HE Transportation and Communications
Divisions:Faculty of Social and Political Sciences > Department of Communication
ID Code:64424
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:07 Sep 2018 10:58
Last Modified:07 Sep 2018 10:58

Repository Staff Only: item control page