Perlawanan Pedagang Serta Resolusi Konflik Pasca Revitalisasi Studi Penelitian di Pasar Ir. Soekarno, Kabupaten Sukoharjo

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian tentang perlawanan pedagang yang terjadi pasca revitalisasi Pasar Ir. Soekarno-Sukoharjo yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman No. 53 Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini menjadi kajian yang pertama pada lokus ini karena kebanyakan penelitian pada lokus ini hanya mengkaji pada aspek implementasi revitalisasi. Aspek perlawanan menjadi hal yang menarik untuk dikaji dalam penelitian ini karena dalam revitalisasi, cenderung mengutamakan aspek perbaikan fisik pasar. Sementara,di sisi lain revitalisasi yang dilakukan justru kurang memperhatikan aspek sosial sehingga muncul suatu perlawanan pedagang. Maka, penelitian ini dimaksudkan untuk menelaah lebih dalam terkait Perlawanan Pedagang Pasca Revitalisasi.Pasar Ir. Soekarno Kabupaten Sukoharjo Penelitian ini berpedoman pada pertanyaan–pertanyaan kunci yang menitikberatkan substansinya pada aktor pembuat kebijakan serta aktor yang melakukan penolakan di lokus penelitian ini. Secara spesifik, untuk menjaga penelitian ini pada koridor teoritik, penulis melakukan penelitian dengan berpedoman pada pertanyaan “Bagaimana perlawanan pedagang Pasar Ir. Soekarno pasca revitalisasi, apa penyebabnya, serta bagaimana resolusi yang dilakukan?”. Adapun guna menjawab pertanyaan tersebut peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif analitik dengan menggunakan data observasi, wawancara mendalam, studi dokumentasi, data visual, serta data online. Motode penelitian kualitatif dipilih karena metode penelitian ini tidak menekankan pada generalisasi tetapi lebih fokus kepada satu kasus, sehingga peneliti dapat menangkap fenomena secara utuh sesuai dengan kondisi yang ada. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dalam konteks pasca revitalisasi, di Pasar Ir. Soekarno benar-benar ditemukan perlawanan oleh pedagang yang dilakukan dengan cara menolak menempati kios dan los yang telah disediakan. Fakta di lapangan ditemukan bahwa faktor penyebab utama perlawanan pedagang terjadi adalah karena tuntutan kebutuhan ekonomi. Adapun resolusi terhadap perlawanan pedagang yang sudah dilakukan belum berhasil karena pada kenyataannya masih banyak kios dan los yang dikosongkan. Resolusi yang dilakukan dinilai kurang memperhatikan saran dari pedagang sebagi aktor utama resolusi.