PENGARUH KEGIATAN PENAMBANGAN TRADISIONAL MINYAK BUMI PADA SUMUR TUA TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI (STUDI KASUS PENAMBANGAN TRADISIONAL MINYAK BUMI DI DESA WONOCOLO KECAMATAN KEDEWAN KABUPATEN BOJONEGORO)

Abstract

Kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi merupakan kegiatan yang mempunyai potensi menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Di beberapa tempat di Indonesia kegiatan produksi ini dilakukan dengan cara tradisional, salah satunya yang berada di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro. Limbah terbesar yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah air terproduksi. Penggunaan alat yang sederhana dalam proses produksi dan pembuangan air limbah tanpa di lengkapi IPAL menyebabkan kegiatan penambangan secara tradisional ini menambah besar potensi terjadinya pencemaran terhadap kualitas air sungai. Sungai Bungsu dan Sungai Kragsaan adalah sungai penerima air limbah air terproduksi dari kegiatan penambangan tradisional minyak bumi di Desa Wonocolo. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis konsentrasi buangan air limbah yang dihasilkan dari kegiatan penambangan tradisional minyak bumi pada sumur tua di Desa Wonocolo, menganalisis kualitas air sungai akibat kegiatan penambangan tradisional minyak bumi pada sumur tua di Desa Wonocolo dan memberikan rekomendasi pengendalian pencemaran air sungai. Metode penelitian menggunakan Indeks Pencemaran sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.115 Tahun 2003 dan rekomendasi upaya pengendalian pencemaran air dengan metode analisis SWOT. Kegiatan penambangan tradisional minyak bumi di Desa Wonocolo menghasilkan konsentrasi air terproduksi yang masih melebihi baku mutu sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 19 Tahun 2010. Parameter yang terlampaui yaitu TDS, COD, NH3-N, minyak dan lemak. Kualitas air Sungai Bungsu dan Sungai Kragsaan setelah menerima air terproduksi kegiatan penambangan minyak bumi termasuk kategori tidak memenuhi baku mutu untuk air kelas II sebagaimana terlampir dalam PP No.82 Tahun 2001. Parameter yang terlampaui untuk baku mutu kelas II yaitu parameter TSS, TDS, DO, COD, BOD, NH3-N, H2S, Fenol, Minyak dan Lemak. Kegiatan penambangan tradisional minyak bumi menjadi faktor terlampauinya baku mutu beberapa parameter karena mempunyai sumber tetap dalam kegiatan tersebut. Status mutu air Sungai Bungsu dan Sungai Kragsaan berdasarkan Metode Indeks Pencemaran untuk kelas air kelas II pada bagian hulu termasuk kategori baik, sedangkan pada bagian hilir setelah menerima air limbah kegiatan penambangan mempunyai kategori Cemar Sedang. Strategi pengendalian pencemaran air sungai dapat dilakukan dengan cara melakukan pengelolaan air limbah dengan membangun IPAL; membuat dan menyusun dokumen UKL-UPL; menetapkan daya tampung beban pencemaran; serta meningkatkan pemantauan kualitas air sungai. Kata kunci : penambangan minyak bumi, air terproduksi, kualitas air, Indeks Pencemaran Oil and gas exploration and production activities are activities that have the potential to cause pollution and environmental damage. In some places in Indonesia this production activity is done in the traditional way, one of which is in Wonocolo Village, Kedewan Sub-district, Bojonegoro District. The largest waste generated from this activity is produced water . The use of simple tools in the production process and disposal of waste water without being equipped with wastewater treatment plant causes this traditional mining activity to increase the potential for pollution to the quality of river water. The Bungsu River and Kragsaan River are the recipients of produced water from the traditional petroleum mining activities in Wonocolo Village. The purpose of this study is to analyze the concentration of waste water discharges generated from the traditional mining activities of petroleum in an old well in Wonocolo Village, to analyze the quality of river water due to the traditional mining activities of petroleum in the old wells in Wonocolo Village and to recommend the control of river water pollution. The research method used pollution index according to the Minister of Environment Decree No.115 Year 2003 and recommendation of effort of water pollution control with SWOT analysis method. Traditional oil mining activities in Wonocolo Village resulted in concentrations of produced water that still exceeded the quality standard in accordance with Minister of Environment Regulation no. 19 of 2010. Parameters exceeded are TDS, COD, NH3-N, oils and grease. The water quality of Bungsu River and Kragsaan River after receiving the water produced by the petroleum mining activities including the category does not meet the water quality standard for class II as enclosed in Government Regulation No.82 of 2001. The parameters exceeded for the class II standard are TSS, TDS, DO , COD, BOD, NH3-N, H2S, Phenol, Oils and Grease. The traditional petroleum mining activity becomes a factor over the quality of some parameters because it has a fixed source in the activity. The status of water quality of Bungsu River and Kragsaan River based on Method of Pollution Index for water class II on the upstream including good category, while downstream after receiving waste water mining activity have moderately polluted. The strategy of controlling river water pollution can be done by wastewater management by building WWTP; preparing and compiling UKL- UPL documents; determine the pollution load capacity; and improving river water quality monitoring. Keywords : Oil production, produced water , water quality, pollution index