ANTROPOLOGI MEDIA Agama dan Produksi Budaya di Layar Kaca

AMIRUDIN, AMIRUDIN (2018) ANTROPOLOGI MEDIA Agama dan Produksi Budaya di Layar Kaca. Undip Press.

[img]
Preview
PDF (Cover Buku Antropologi Media)
1350Kb
[img]
Preview
PDF (Isi Buku )
3938Kb

Abstract

Di awal abad ke-20, antropologi mulai menggeser perhatian obyek studinya, bukan saja konsen pada masyarakat sederhana (peasant society) tetapi juga mulai melirik ke studi media. Itu terjadi mengingat media mengalami transformasi dan perkembangan luar biasa dari bentuknya yang semula tradisional, lalu menjadi media modern dalam beragam wajah, seperti media elektronik – TV dan radio, media cetak, serta new media. Selain itu, media juga mampu memompa perubahan sosial dari masyarakat non-industri (non-industrial society) ke masyarakat industri (industrial society), atau dari kawasan sentral ke kawasan peri-peri. Kuatnya aras perubahan obyek studi ini disebabkan media memiliki relevansi dengan dua hal penting, yakni: pengembangan negaracv-bangsa, dan teori pembangunan. Pertama, dalam hal pengembangan negara-bangsa, itu ditandai oleh Geertz yang menulis “Old Societies and New State” dan karya Ernest Gellner berjudul “Nation and Nationalism” (Osorio, 2001). Dua buku ini yang menjadi titik tolak bagaimana antropologi mulai tertarik ke kajian media. Didukung Smith yang menulis the Politic of Culture: Ethnicity and Nationalism, yang mengenalkan pendekatan primordialisme yakni ikatan dan sentimen nationalisme yang dibangun melalui pola-pola primordialisme, dan pendekatan istrumentalisme yang memposisikan nasionalisme sebagai sumber daya yang bisa dimobilisasi suatu kelompok budaya. Ada “core doctrin” yang dibawa kaum nasionalis untuk membentuk nasionalisme, dan guna mengembangkannya, masyarakat memerlukan symbol in nation seperti bendera, monumen, parade, upacara, seni, musik dan tarian, koin dan lambang, ibu kota negara, dll. Itu semua memerlukan media sebagai perekat dan wahana komunikasi kebudayaan. Kedua, berkenaan dengan teori pembangunan atau teori modernitas. Dalam konteks itu terdapat buku Jonathan Spencer berjudul The Cultural Dimenssion of Global Change: an Anthropological Approach (Osorio, 2001) yang menjadi pintu masuk. Pembangunan, dalam pemikiriannya memiliki relasi kuat dengan nasionalisme. Ia membagi istilah modern dalam empat fase: modern (sebelum 1950); modernisasi (1950 – 1960); modernisme (1960 – 1970); dan modernitas (1970 – 1980). Secara evolutif, perkembangan masyarakat dari fase satu ke fase yang lain diantaranya karena kontribusi media.

Item Type:Book
Subjects:G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
Divisions:Faculty of Humanities > Department of Anthroplogy
ID Code:62638
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:10 Jun 2018 18:12
Last Modified:07 Dec 2018 11:14

Repository Staff Only: item control page