Kadar Trigliserida, HDL-C dan Tekanan Darah Berdasarkan Perbedaan Tinggi Badan pada Anak Obesitas Usia 9-12 Tahun di Kota Semarang

Abstract

Latar belakang: Stunting masih menjadi permasalah gizi di Indonesia. Anak stunting cenderung memiliki risiko untuk mengalami overweight dan obesitas karena oksidasi lemak tubuh yang rendah. Anak obesitas dapat mengalami gangguan metabolisme lemak dalam tubuh sehingga terjadi gangguan pada kadar trigliserida, kadar HDL-C dan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar trigliserida, HDL-C, dan tekanan darah pada anak obesitas berdasarkan perbedaan tinggi badan di Kota Semarang. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional pada 2 kelompok yaitu Tinggi Badan Bawah Median – Obesitas (TBBM-O) dan Tinggi Badan Atas Median – Obesitas (TBAM-O) . Skrining dilakukan pada 602 anak usia 9-12 tahun di wilayah urban dan suburban di Kota Semarang. Penentuan status gizi berdasarkan z-score dan persentil lingkar pinggang. Pengukuran kadar trigliserida dan HDL-C menggunakan metode enzimatik kolorimetri. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dilakukan sebanyak dua kali lalu diambil nilai rata-ratanya. Analisis data menggunakan uji t independen dan uji Mann-Whitney. Hasil: Angka kejadian stunted-obesity pada semua subjek skrining ditemukan sebesar 0.2%. Kadar trigliserida, HDL-C dan tekanan darah ditemukan lebih tinggi pada kelompok TBAM-O secara tidak bermakna. Dari keseluruhan subjek, terdapat 32.5% subjek dengan hipertrigliserida, 55% hypo-HDL, 35% hipertensi sistole, dan 30% hipertensi diastole. Terdapat 30% subjek yang telah mengalami sindrom metabolik. Simpulan: Kadar trigliserida, HDL-C, dan tekanan darah kelompok TBAM-O ditemukan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok TBBM-O. Tidak ditemukan perbedaan bermakna antara kedua kelompok. Telah terdapat kejadian sindorm metabolik pada anak usia 9-12 tahun di Kota Semarang