" Penyediaan Transportasi Umum Masa Depan "

Siti , Rahma and Dyah , Amalia Wijayanti (2013) " Penyediaan Transportasi Umum Masa Depan ". Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]Plain Text
111b

Abstract

Penggunaan kendaraan pribadi yang terus meningkat di Kota Semarang menyebabkan tingginya volume lalu lintas di beberapa ruas jalan utama perkotaan. Hal ini terbukti dari penggunaan kendaraan mobil dinas/pribadi yang semula berjumlah 34.000 kendaraan pada tahun 2007 menjadi 44.600 kendaraan pada tahun 2009 (Badan Pusat Statistik Kota Semarang, 2009). Kehadiran angkutan umum massal Bus Rapid Transit yaitu Trans Semarang dirasa belum dapat mengatasi permasalahan diatas. Hal ini terlihat dari nilai load factor BRT baik koridor I maupun koridor II yang hanya sebesar 20-30%. (Penelitian Chairunnisa R, Yeni N, 2010 dan Ilham H. Rasyid, Aldila Bachtawar., 2013). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja angkutan umum yang telah beroperasi, serta untuk mengetahui kebijakan transportasi umum yang sesuai dengan kondisi kemampuan dan permintaan masyarakat di kota Semarang. Metode yang digunakan yaitu dengan mengkaji ulang data penelitian sebelumnya mengenai angkutan umum khususnya BRT Trans Semarang, dan pengolahan data primer berupa survei wawancara kepada masyarakat. Survei dilakukan pada tiga kecamatan, yaitu kecamatan Ngaliyan, Pedurungan, dan Banyumanik. Adapun aspek-aspek yang ditinjau dari evaluasi kinerja angkutan umum yaitu dari segi efektivitas dan efisiensi antara lain, load factor, headway, frekuensi, dan tarif angkutan umum. Dari hasil analisis data evaluasi kinerja angkutan umum pada penelitian Tugas Akhir Chairunnisa Rachmawati, Yeni Novitasari, 2010 dan Tugas Akhir Ilham H. Rasyid, Aldila Bachtawar Z. 2013 didapatkan, nilai load factor BRT koridor I sebesar 29,8% dan BRT koridor II sebesar 23,5%, dinilai masih sangat jauh dari standar yang ditetapkan Dirjen Perhubungan Darat yaitu sebesar 70%. Waktu tunggu (headway) angkutan sebesar 10 menit. Selanjutnya dari segi frekuensi, dalam satu jam terdapat 5 hingga 6 BRT yang melintasi wilayah koridor I maupun koridor II, dan adapun tarif angkutan umum yang diberlakukan untuk kedua koridor yaitu sebesar Rp3.500,00. Berdasarkan hasil analisis data wawancara, diketahui bahwa masyarakat pengguna kendaraan pribadi akan beralih menggunakan angkutan umum jika terdapat suatu sistem angkutan umum yang terintegrasi, agar terciptanya keselarasan antar moda, dan mempermudah masyarakat dalam memenuhi mobilitasnya. Dalam hal ini, wilayah perjalanan dibedakan menjadi dua bagian, yaitu wilayah perkotaan dan wilayah pinggiran kota. Pada wilayah perkotaan, dapat dilakukan pembenahan sistem angkutan BRT, yaitu dengan pengadaan lajur khusus BRT, dan pengadaan sarana feeder yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Adapun pada wilayah pinggiran kota, dibutuhkan alat transportasi umum yang berkecepatan tinggi untuk menghemat waktu tempuh, selain itu untuk mengurangi terjadinya kepadatan lalu lintas di ruas jalan utama di Kota Semarang.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Civil Engineering
Faculty of Engineering > Department of Civil Engineering
ID Code:60950
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:22 Feb 2018 08:56
Last Modified:22 Feb 2018 08:56

Repository Staff Only: item control page