" Evaluasi dan Optimasi Simpang Bangkong dan Milo Kota Semarang "

Prima, Setiadita and Marlina , Julianti (2013) " Evaluasi dan Optimasi Simpang Bangkong dan Milo Kota Semarang ". Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]Plain Text
122b

Abstract

Kota Semarang sebagai kota besar yang berkembang cukup pesat sebagai pusat bisnis, perdagangan, dan pemerintahan di Jawa Tengah dihadapkan pada masalah transportasi seperti kemacetan yang terjadi akibat peningkatan volume kendaraan dengan kapasitas jalan yang tidak seimbang. Lokasi penelitian di Simpang Bangkong dan Milo memiliki kondisi pasang surut volume lalu lintas, pada peak pagi diterapkan sistem satu arah, sementara untuk peak siang dan sore diterapkan kembali sistem dua arah. Untuk analisa kinerja lalu lintas menggunakan MKJI 1997. Hasil analisa kondisi eksisting Simpang Bangkong dengan acuan arus dominan di pendekat barat dan timur yang menunjukkan kinerja simpang dengan DS sebesar 1,218 yang berarti melebihi angka ideal. Nilai QL di pendekat timur Simpang Bangkong peak pagi, siang dan sore yaitu 95 m, 219 m, dan 219 m. Untuk nilai tundaan simpang rata-rata 62,46det/smp, 235,24 det/smp, dan 137,68 det/smp. Sementara di Simpang Milo nilai DS sebesar 1,100 yang berarti juga melebihi angka ideal. Panjang antrian di pendekat timur Simpang Milo peak pagi, siang dan sore yaitu 108 m, 242 m, dan 242 m. Untuk nilai tundaan simpang rata-rata dengan nilai sebesar 36,99 det/smp, 65,39 det/smp, dan 108,16 det/smp. Untuk mendapatkan optimasi pengoperasian Simpang Bangkong dan Milo dibuatlah simulasi dengan menampilkan 3 skenario. Skenario 1 yaitu dengan melakukan penyesuaian waktu hijau yang menghasilkan nilai DS sama di setiap pendekat kedua simpang. Skenario 2 yaitu dengan mengubah LTOR menjadi LT dengan hasil kapasitas menjadi lebih besar, DS menjadi kecil, QL lebih besar, dan tundaan menjadi kecil. Selanjutnya dibuat skenario 3 yaitu dengan melakukan perubahan menjadi sistem satu arah. Skenario 3 memiliki kinerja yang lebih baik. Untuk Simpang Bangkong nilai QL didapat 44 m, 40 m, dan 99 m. Nilai tundaan simpang rata-rata sebesar 46,88 det/smp, 38,27 det/smp, dan 40,74 det/smp. Untuk Simpang Milo nilai QL sebesar 27 m, 15 m, dan 18 m. Nilai tundaan simpang rata-rata 8,81 det/smp, 32,60 det/smp, dan 7,61 det/smp. Hasil dari analisis dengan 3 skenario menunjukkan bahwa skenario sistem satu arah memiliki kinerja yang lebih baik dengan pertimbangan skenario ini memprioritaskan arus lalu lintas yang besar dari barat ke timur maupun arah sebaliknya. Skenario satu arah menjadi skenario yang direkomendasikan untuk rancangan koordinasi antara kedua simpang. Analisa koordinasi antara kedua simpang dilakukan dengan hasil nilai DS mencapai nilai ideal ≤ 0,75. Nilai QL di Simpang Bangkong sebesar 50 m, 42 m, dan 93 m. Nilai tundaan simpang rata-rata (D) sebesar 17,54 det/smp, 20,25 det/smp, dan 36,10 det/smp. Sementara nilai QL di Simpang Milo 36 m, 36 m, dan 44 m Sementara nilai tundaan di Simpang Milo 13,58 det/smp, 13,58 det/smp, dan 7,61 det/smp. Namun ada kendala yaitu Simpang Bangkong memiliki 3 fase, Milo memiliki 2 fase. Hal ini mengakibatkan kendaraan dari Simpang Milo terkena waktu merah saat sampai di Simpang Bangkong. Untuk mengatasinya maka waktu siklus yang dipakai untuk koordinasi kedua simpang dengan menggunakan waktu hijau dan waktu merah terpanjang

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Civil Engineering
Faculty of Engineering > Department of Civil Engineering
ID Code:60931
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:21 Feb 2018 15:52
Last Modified:21 Feb 2018 15:52

Repository Staff Only: item control page