Sheny , Tivany and Farid , Yustisiawan (2013) " Perbandingan Efisiensi Penggunaan Perancah Nonkonvensional (Alumalite) terhadap Perancah Konvensional pada Proyek Gedung Bertingkat (Studi Kasus Proyek Pembangunan Green Palace Apartment Tower V, Kalibata, Jakarta Selatan dan Gedung Menara Suara Merdeka, Semarang)". Undergraduate thesis, Diponegoro University.
Plain Text 327b |
Abstract
Sheny Tivany dan Farid Yustisiawan. 2013. Perbandingan Efisiensi Penggunaan Perancah Nonkonvensional (Alumalite) terhadap Perancah Konvensional pada Proyek Gedung Bertingkat (Studi Kasus Proyek Pembangunan Green Palace Apartment Tower V, Kalibata, Jakarta Selatan dan Gedung Menara Suara Merdeka, Semarang). Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Pembimbing: (I) Jati Utomo Dwi H.,S.T., M.M., M.Sc., Ph.D., (II) Ir. Tanto Djoko Santoso, Sp.1. Perancah memiliki peranan yang cukup penting dalam pelaksanaan proyek konstruksi, namun keberadaannya yang bersifat sementara seringkali luput dari perhatian kontraktor padahal alokasi biaya pengadaan perancah cukup besar, yaitu ± 3 – 6% dari total biaya proyek konstruksi (wawancara singkat dengan manajer proyek dari dua kontraktor yang cukup besar). Selain itu, belum banyak studi yang membahas tentang perbandingan perancah nonkonvensional (alumalite) dengan perancah konvensional (scaffolding) secara mendetail. Penelitian ini bertujuan memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan perbandingan kedua perancah tersebut yang dilihat dari segi metode pelaksanaan, biaya, waktu, dan mutu perancah. Penelitian ini menggunakan perpaduan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Data-datanya diperoleh melalui hasil wawancara terpimpin, observasi dan dokumentasi yang dilakukan pada Proyek Pembangunan Green Palace Apartment, Jakarta Selatan dan Proyek Pembangunan Gedung Menara Suara Merdeka, Semarang. Hasil dari penelitian tersebut, yaitu pertama ditinjau dari segi metode pelaksanaan perancahnya, prosedur pelaksanaan kedua perancah tersebut telah dijabarkan pada pedoman standar teknis masing-masing. Selain itu, perancah alumalite lebih unggul dalam hal metode pelaksanaan karena komponen-komponen yang harus dirangkai lebih sedikit dibandingkan perancah scaffolding. Kedua dari segi biaya, pengadaan perancah alumalite dan perancah scaffolding, masing-masing membutuhkan anggaran biaya sebesar Rp.36.750,00/m2 dan Rp.70.083,00/m2 sehingga dapat menghemat biaya sebesar Rp.33.333,00/m2 atau efisiensi biaya perancah alumalite sebesar 47,56% dibandingkan pengadaan perancah scaffolding. Ketiga dilihat dari segi waktu, perancah alumalite dan perancah scaffolding, masing-masing dapat menjangkau luasan rata-rata 48,995 m2/hari dan 41,461 m2/hari. Pengguna dapat menjangkau luasan rata-rata 7,534 m2/hari lebih luas atau persentase efisiensi waktu perancah alumalite sebesar 15,38% daripada menggunakan perancah scaffolding. Keempat ditinjau dari segi mutu, masing-masing perancah telah diuji secara teknis yang disesuaikan dengan karakteristik dari jenis material masing-masing perancah dan juga telah memiliki sertifikasi dengan standardisasi tersendiri. Untuk unsur nonteknisnya, karena penggunaan perancah alumalite yang lebih sedikit sehingga menciptakan ruang/area kerja yang berkesan lebih lapang dan lebih teratur dibandingkan dengan penggunaan perancah scaffolding.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General) |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Civil Engineering Faculty of Engineering > Department of Civil Engineering |
ID Code: | 60888 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 21 Feb 2018 11:50 |
Last Modified: | 21 Feb 2018 11:50 |
Repository Staff Only: item control page