ANALISIS KINERJA JALAN DIPONEGORO DAN SIMPANG TERKAIT,KOTA SALATIGA

Bagus , Trihadi and Yohanes , Arwadi (2016) ANALISIS KINERJA JALAN DIPONEGORO DAN SIMPANG TERKAIT,KOTA SALATIGA. Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]Plain Text
131b

Abstract

Jalan Diponegoro merupakan akses jalan di wilayah Salatiga yang digunakan untuk transportasi antar kota yang menghubungkan wilayah utara dan selatan. Kondisi geometerik Jalan Diponegoro dan simpang terkait yang sempit dan volume kendaraan yang besar mengakibatkan buruknya kinerja Jalan Diponegoro dan simpang terkait. Studi ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Jalan Diponegoro dan simpang di sekitarnya, serta memberikan beberapa usulan pemecahan masalah apabila kinerja ruas Jalan Diponegoro dan simpang di sekitarnya kurang baik. Survey perhitungan lalu lintas dilakukan selama tiga hari yaitu Senin, Rabu, dan Jumat pada pagi, siang, dan sore hari, yang dianggap sebagai waktu kritis. Survey ini dilakukan di Simpang Kauman (simpang pertama di Jalan Diponegoro dari arah Semarang) dan di Simpang Penjara (simpang setelah Simpang Kauman ke arah Salatiga). Kinerja Jalan Diponegoro dan simpang saat jam puncak tidak dapat melayani arus lalu lintas dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan nilai derajat kejenuhan tertinggi pada ruas jalan mencapai 0,85 dan pada simpang mencapai 1,27. Untuk memperbaiki serta menghindari semakin memburuknya kinerja ruas jalan dan simpang hingga tahun 2021, maka diperlukan pengalihan kendaraan besar ke Jalan Lingkar Salatiga, penerapan Sistem Satu Arah (SSA) di pendekat utara Simpang Penjara, dan pelebaran pendekat pada pendekat barat dan timur Simpang Penjara serta pembuatan lajur Left Turn On Red (LTOR) pada pendekat Selatan Simpang Penjara. Setelah dilakukan perhitungan, terdapat dua solusi yang diusulkan, yaitu solusi untuk ruas Jalan Diponegoro dan Simpang Kauman, dan solusi untuk Simpang Penjara. Solusi pada ruas Jalan Diponegoro dan Simpang Kauman adalah pengalihan kendaraan besar ke Jalan Lingkar Salatiga. Solusi ini mampu menurunkan derajat kejenuhan terbesar ruas jalan dari 0,85 menjadi 0,67, dan derajat kejenuhan terbesar Simpang Kauman dari 0,91 menjadi 0,74. Solusi ini diyakini cukup baik untuk mengatasi permasalahan di ruas jalan dan Simpang Kauman. Sedangkan solusi untuk Simpang Penjara memiliki tiga alternatif.Alternatif pertama adalah penerapan sistem SSA di pendekat utara Simpang Penjara. Alternatif ini mampu menurunkan derajat kejenuhan terbesar Simpang Penjara hingga 1,04. Alternatif kedua berupa pelebaran pendekat kaki barat dan timur dan pembuatan lajur LTOR di selatan Simpang Penjara. Alternatif ini mampu menurunkan derajat kejenuhan terbesar Simpang Penjara hingga 0,79. Alternatif ketiga merupakan konbinasi dari kedua alternatif dan mampu menurunkan derajat kejenuhan terbesar Simpang Penjara hingga 0,78. Berdasarkan hasil seluruh alternatif pada Simpang Penjara, alternatif ketiga merupakan alternatif terbaik untuk diterapkan.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Civil Engineering
Faculty of Engineering > Department of Civil Engineering
ID Code:60874
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:21 Feb 2018 10:26
Last Modified:21 Feb 2018 10:26

Repository Staff Only: item control page