PERBANDINGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA YANG TINGGAL DI DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH DITINJAU DARI FAKTOR IKLIM KOTA SEMARANG TAHUN 2012-2016

KUMBASARI, TRI AMDANI (2017) PERBANDINGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA YANG TINGGAL DI DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH DITINJAU DARI FAKTOR IKLIM KOTA SEMARANG TAHUN 2012-2016. Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]
Preview
PDF - Published Version
35Kb

Abstract

Faktor iklim dapat mempengaruhi kejadian pneumonia. Suhu dan kelembaban di Semarang masing-masing meningkat 0,3°C dan 1% selama tahun 2011-2015. Trendline kejadian pneumonia balita terus meningkat dari 2.719 menjadi 5.349 kasus selama tahun 2013-2015. Penelitian ini bertujuan menganalisis perbedaan kejadian pneumonia pada balita yang tinggal di dataran tinggi dan dataran rendah ditinjau dari faktor iklim Kota Semarang tahun 2012-2016. Data kejadian pneumonia diperoleh dari laporan rekapitulasi bulanan Puskesmas Bandarharjo dan Mijen. Data suhu, kelembaban, dan curah hujan diperoleh dari laporan data bulanan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Semarang. Subyek penelitian yaitu penderita pneumonia balita yang berkunjung ke Puskesmas Bandarharjo dan Mijen sepanjang tahun 2012-2016. Sampel penelitian ini menggunakan total sampling. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan menggunakan uji T independen dan Mann Whitney dengan α=5%. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kejadian pneumonia di Bandarharjo yaitu 32 kasus sedangkan di Mijen 28 kasus. Rata-rata suhu, kelembaban dan curah hujan masing-masing di Bandarharjo yaitu 28,2°C, 76,5% dan 176,1 mm/bulan sedangkan di Mijen 26,4°C, 76,2% dan 338,9 mm/bulan. Tidak terdapat perbedaan kejadian pneumonia balita (p=0,102) dan kelembaban (p=0,585) di dataran tinggi dan dataran rendah, terdapat perbedaan suhu (p<0,01) dan curah hujan (p<0,01) di dataran tinggi dan dataran rendah, terdapat perbedaan kejadian pneumonia balita ditinjau dari kelembaban (p<0,01), tidak terdapat perbedaan kejadian pneumonia balita ditinjau dari suhu (p=572) dan curah hujan (p=0,809). Kesimpulan penelitian yaitu kondisi kelembaban menjadi salah satu potensi faktor risiko peningkatan kejadian pneumonia balita di Kota Semarang.aban tinggi (≥76%) yang menjadi salah satu potensi peningkatan kejadian pneumonia balita di Semarang Kata Kunci: suhu, kelembaban, curah hujan, pneumonia, dataran tinggi, dataran rendah, balita

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Divisions:Faculty of Public Health > Department of Public Health
ID Code:60080
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:26 Jan 2018 16:17
Last Modified:26 Jan 2018 16:17

Repository Staff Only: item control page