TRADISI LISAN PESANTREN DAN PEMBERDAYAAN POLITIK KAUM SANTRI (Kajian Terhadap Tradisi Shalawatan)

Muzakka, M. TRADISI LISAN PESANTREN DAN PEMBERDAYAAN POLITIK KAUM SANTRI (Kajian Terhadap Tradisi Shalawatan). TRADISI LISAN PESANTREN DAN PEMBERDAYAAN POLITIK KAUM SANTRI .

[img]PDF (artikel)
47Kb

Official URL: http://bcrec.undip.ac.id/vol3/bcrec090958p 1-8.pdf

Abstract

Tradisi lisan dan atau sastra lisan merupakan tradisi sastra yang mencakup ekspresi kesusastraan warga suatu kebudayaan yang disebarkan dan diturunkan secara lisan dari mulut ke mulut. Tradisi lisan ini pada umumnya berkembang pesat di dalam masyarakat yang belum atau sedikit mengenal tulisan, yaitu masyarakat pedesaan. Hal itu bukan berarti bahwa tradisi lisan tidak berkembang di dalam masyarakat perkotaan yang pada umumnya mengenal tulisan tetapi peranan tradisi lisan ini dalam komunitas kota pada umumnya relatif kecil dan kurang signifikan (Hutomo, 1991). Karena tradisi lisan merupakan ekspresi lisan sebuah komunitas budaya suatu kelompok masyarakat atau kolektif yang tersebar di berbagai kelompok suku bangsa yang bersifat pluralitas, maka wujud, bentuk, tema, dan fungsinya pun berbeda-beda. Pada umumnya perkembangan tradisi lisan dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari tradisi tulis tetapi kehadiran keduanya saling bergayutan bahkan kadang-kadang sangat sulit untuk menentukan asal tradisi tersebut sebab munculnya tradisi lisan itu bisa jadi berasal dari tradisi tulis yang dilisankan atau sebaliknya munculnya tradisi tulis itu berasal dari tradisi lisan. Lebih rumit dan kompleks lagi ketika tradisi lisan tersebut didokumentasikan dalam bentuk tulisan, rekaman, disket, kaset video, cd, dan media lainnya sehingga memungkinkan generasi yang akan datang melisankan kembali tradisi tersebut dengan sumber dokumentasi yang ada. Oleh karena itu, penelitian terhadap tradisi lisan ini cukup unik dan rumit. Bagi peneliti sastra, penelitian terhadap tradisi sastra lisan masih berpijak pada teori sastra umum terutama dalam tataran analisis sebab menurut Teeuw (1984) belum ada kerangka teori yang spesifik untuk meneliti tradisi sastra lisan. Namun yang membedakan keduanya adalah teknik pengumpulan data primernya sebab penelitian tradisi lisan selalu mengedepankan aspek kelisanan dan ketradisionalan serta masyarakat pemiliknya, baik juru kisah maupun pendengar atau penikmatnya. Rusyana (1995) mengemukakan bahwa penelitian terhadap tradisi lisan Nusantara hingga saat ini baru menghasilkan kumpulan cerita, penerjemahan cerita, dan struktur cerita. Menurutnya penelitian sastra lisan belum banyak memanfaatkan teori sastra umum dalam analisisnya meskipun dalam tradisi sastra tersebut sangat terbuka peluang untuk dianalisis dengan pendekatan sastra umum. Bertolak dari pemikiran tersebut, maka dalam kertas kerja ini, penulis akan mencoba menganalisis tradisi lisan pesantren dengan memanfaatkan sebuah pendekatan sastra umum yaitu pendekatan sosiologi sastra. Dengan pendekatan tersebut penulis ingin mendapatkan gambaran fungsi tradisi lisan pesantren bagi masyarakat santri terutama ingin mengetahui sejauh mana tradisi lisan tersebut berfungsi dalam pemberdayaan politik kaum santri.

Item Type:Article
Divisions:Faculty of Humanities > Department of Indonesian
ID Code:5987
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:28 Jan 2010 14:09
Last Modified:29 Jan 2010 11:53

Repository Staff Only: item control page