REDESAIN GOR JATIDIRI SEMARANG

Abstract

Beberapa tahun terakhir, Pemerintah Kota Semarang telah merencanakan untuk merevitalisasi beberapa sarana dan prasarana olahraga di Kompleks Olahraga Jatidiri. Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional, pemerintah dan pemerintah daerah harus dapat menjamin ketersediaan prasarana olahraga sesuai dengan standar dan kebutuhan pemerintah dan pemerintah daerah. Kawasan Olahraga Jatidiri sendiri merupakan sarana dan prasarana olahraga representatif bagi Provinsi Jawa Tengah. Seperti yang diketahui, GOR Jatidiri saat ini kondisinya memprihatinkan karena tidak terawat dan jauh dari ideal serta beberapa fasilitas dan prasarananya belum sesuai standar.Kenyataannya, Gedung Olahraga (GOR) sebagai fasilitas yang mewadahi kegiatan olahraga cukup berperan untuk perkembangan olahraga itu sendiri. Kualitas dari fasilitas utama GOR maupun kelengkapan sarana pendukungnya menjadi hal yang penting agar segala aktivitas olahraga baik pelatihan, pembinaan hingga kompetisi dapat berlangsung secara optimal. Tujuan dari perencanaan redesain GOR Jatidiri Semarang ini adalah untuk melahirkan bibit-bibit atlet yang dapat meningkatkan prestasi untuk Indonesia di bidang olahraga yaitu dengan menjadi wadah kegiatan pelatihan dan pembinaan olahraga yang terpadu, dan menjadi venue yang representatif untuk diselenggarakannya berbagai kejuaraan regional dan nasional, serta memenuhi kebutuhan olahraga bagi masyarakat umum. Selain itu,diharapkan dapat mengembalikan eksistensi Kawasan Olahraga Jatidiri.Cabang olahraga yang dilibatkan sesuai dengan rencana Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (DISPORAPAR) Jawa Tengah yaitu bola basket, bola voli dan badminton. Bangunan Redesain GOR Jatidiri ini akan menjadi GOR dengan kapasitas tribun terbesar dan fasilitas keolahragaan yang berstandar internasional di Kota Semarang. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian tentang gedung olahraga, peraturan dan standar gedung olahraga, kajian mengenai cabang olahraga bola basket, bola voli dan bulutangkis, serta studi banding beberapa bangunan gedung olahraga yang ada di Indonesia. Dilakukan juga kajian mengenai Kawasan Olahraga Jatidiri dan bangunan GOR Jatidiri eksisting, serta peraturan daerah setempat. Selain itu dilakukan pendekatan fungsional, kinerja, teknis, dan konstekstual. Pemilihan tapak berdasarkan data eksisting yang ada diperoleh dari Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (DISPORAPAR) Jawa Tengah.GOR direncanakan menitikberatkan pada olahraga badminton dengan mempertimbangkan kebutuhan untuk dapat memfasilitasi event olahraga yang lebih besar, dan untuk memajukan kembali cabang olahraga yang telah banyak menyumbangkan prestasi bagi Indonesia.