TAMPILAN BANGUNAN DAN NILAI – NILAI SOSIAL (Studi Kasus : Tampilan Bangunan di sekitar Kampus Universitas Diponegoro)

Abstract

Penelitian mengenai Tampilan Bangunan dan Nilai – Nilai Sosial, merupakan studi kasus di sekitar Kampus Universitas Diponegoro (Undip)Tembalang, khususnya pada sepanjang jalan utama di Kecamatan Tembalang. Alasan perlunya dilakukan penelitian berawal dari fenomena perkembangan kawasan Tembalang, ditunjukkan dari keberagaman tampilan bangunan yang dipicu oleh hadirnya masyarakat pendatang dari luar Kecamatan Tembalang dan adanya Undip sebagai salah satu magnet perkembangan kawasan. Kondisi tersebut merupakan indikasi perkembangan yang tidak teratur, sehingga perlu dipahami penyebabnya. Salah satu penyebab perkembangan tersebut adalah nilai – nilai sosial yang dianut oleh masyarakat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keterkaitan antara tampilan bangunan dengan nilai-nilai sosial yang berkembang di sekitar Kampus Undip. Penelitian secara umum diharapkan dapat menjadi referensi serta bahan masukan bagi Pemerintah dalam menentukan kebijakan yang terkait dengan pengembangan dan pembangunan di lingkungan sekitar kampus, khususnya Kampus UndipTembalang. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif rasionalistik yaitu membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis. Tampilan bangunan ditinjau dari aspek ketinggian bangunan, bentuk atap, material dinding serta ornamentasi yang ada pada dinding, dan material yang digunakan pada lantai. Sedangkan nilai – nilai sosial ditinjau dari perilaku dan sikap masyarakat setempat yang dibedakan antara penduduk asli dan masyarakat pendatang dalam memaknai tampilan bangunan. Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan observasi lapangan dan wawancara. Informan kunci terdiri dari pejabat pemerintah, pemilik rumah tradisional, dan pemilik rumah modern. Data dan informasi dianalisis secara deskriptif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa : (i) tampilan bangunan yang ada di sekitar Undip terbagi menjadi tampilan vernakular dan tampilan modern, (ii) bangunan yang masih berfungsi sebagai rumah dan berfungsi sebagai bangunan komersial, (iii) penduduk asli menganut nilai – nilai sosial yang statis sedangkan masyrakat pendatang lebih dinamis,(iv) pemanfaatan lahan penduduk asli yang masih menyisakan lahan terbukanya sedangkan masyarakat pendatang lebih memilih membangun keseluruhan lahannya. Berdasarkan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa : (i) perubahan tampilan bangunan lebih banyak dilakukan oleh masyarakat pendatang, (ii) perkembangan kawasan saat tidak hanya nilai sosial, namun terdapat nilai ekonomi yang ikut berpengaruh dalam pembentukan pembentukan tampilan bangunan, namun terdapat nilai ekonomi yang ikut berpengaruh dalam pembentukantersebut. Disarankan dalam pembuatan RTRW perlu mempertimbangkan nilai – nilai sosial agar agar pertumbuhan kawasan lebih terkontrol.