RUMAH SUSUN SEWA BANJIR KANAL TIMUR SEMARANG

Abstract

Pemerintah Pusat Kota Semarang berencana menormalisasi sungai Banjir Kanal Timur (BKT) yang nantikan akan diubah menjadi destinasi wisata mirip dengan apa yang telah dilakukan di bantaran Banjir Kanal Barat (BKB). Sesuai dengan inventarisasi Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, setidaknya ada 4.097 bidang bangunan yang ada di sepanjang bantaran Sungai BKT yang terkena dampak normalisasi.Ribuan warga yang nantinya digusur itu mayoritas merupakan warga bantaran sungai di ujung jembatan Jalan Majapahit. Pemerintah Kota Semarang menyiapkan Rumah Susun Sewa yang diperuntukan untuk warga yang terkena dampak normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT). Rumah Susun Sewa nantinya akan terdiri dari dua tower yaitu tower A dan tower B ( twin tower). Rumah Susun nantinya akan dikemas sesuai fungsi dan sasaran penghuninya. Uraian di atas menjadi latar belakang munculnya gagasan bahwa diperlukannya Rumah Susun Sewa yang diperuntukan untuk warga yang terkena dampak normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) dengan harga sewa yang disesuaikan dengan sasaran penghuni rusunawa tersebut. Kajian diawali dengan mempelajari tentang Rumah Susun, standar pemerintah tentang Rumah Susun, jenis dan klasifikasi Rumah Susun, serta studi banding beberapa Rumah Susun di Kota Semarang dan sekitarnya. Dilakukan pula tinjauan daerah Banjir Kanal Timur Semarang, perkembangan pembangunan hunian masyarakat dan perarturan daerah setempat. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan konsep Arsitekur Tropis. Selain itu dilakukan pendekatan fungsional, kinerja dan teknis. Kata kunci: Hunian, Rumah Susun, Arsitektur Tropis, Banjir Kanal Timur Semarang