CAMPUR KODE PADA TUTURAN PENGAJAR TK DI KABUPATEN GROBOGAN (STUDI KASUS PADA TK BOLOH I)

Triasari Natalia, Dessy CAMPUR KODE PADA TUTURAN PENGAJAR TK DI KABUPATEN GROBOGAN (STUDI KASUS PADA TK BOLOH I). Undergraduate thesis, Fakultas Ilmu Budaya.

[img]PDF (skripsi)
500Kb

Abstract

Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat sebagai sarana komunikasi. Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya dimiliki oleh manusia, yakni untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan. Proses komunikasi dalam suatu masyarakat tidak hanya berlangsung dalam satu bahasa saja, tetapi bisa lebih dari satu bahasa. Masyarakat suku Jawa merupakan salah satu masyarakat yang multilingual karena dalam kehidupan sehari-hari mereka menggunakan BI dan BJ sebagai alat komunikasi dan berinteraksi. Penulis dalam penelitian ini mendeskripsikan bentuk campur kode yang digunakan pengajar TK selama kegiatan belajar mengajar. Pengajar menyadari adanya keterbatasan kemampuan komunikasi anak TK karena kosa kata maupun kemampuan untuk merangkai kata dalam sebuah kalimat relatif terbatas. Hal itu disebabkan kemampuan anak dari segi fonologi, morfologi, dan sintaksis masih kurang. Dengan mempertimbangkan itu semua, bentuk campur kode yang digunakan pengajar adalah BJ karena menyadari kemampuan berbahasa BI anak TK masih relatif terbatas. Penulis mengelompokkan bentuk campur kode dalam tataran kata, baik kata dasar, kata berimbuhan (kata berawalan, berakhiran, serta kata berawalan dan berakhiran), serta bentuk ulang; baster; dan frasa. Kemudian penulis menganalisis maksud dan latar belakang terjadinya campur kode. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah tuturan pengajar sering menyisipkan BJ selama berinteraksi dengan anak TK. Penyisipan campur kode yang digunakan oleh pengajar sebagian besar dalam tataran kata dan baster. Maksud pengajar menggunakan bentuk campur kode adalah mempermudah penyampaian pesan dan tujuan kegiatan belajar mengajar, hal itu didasari karena kemampuan berhahasa anak TK yang masih relatif terbatas. Selain itu latar belakang pendidikan pengajar yang tamat PGSD dan SMEA serta latar belakang tempat tinggal di desa ikut mempengaruhi tuturan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Latar belakang keluarga, khususnya orang tua dari anak TK pun juga ikut berpengaruh, karena pemerolehan bahasa pertama kali seorang anak diperoleh dari lingkungan keluarga.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Divisions:Faculty of Humanities > Department of Indonesian
ID Code:5909
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:28 Jan 2010 13:51
Last Modified:28 Jan 2010 13:51

Repository Staff Only: item control page