DWI GITA SARI, DHAMAYANTI (2004) WORLD TRADE CENTER SEMARANG. Undergraduate thesis, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Undip.
| PDF - Published Version 37Kb |
Abstract
A. Latar Belakang Pola perdagangan dunia mengalami perubahan yang cukup besar di awal Millenium yang baru dengan di wujudkannya gagasan pasar bebas di Asia pada tahun 2003 yang lalu. Di era pasar bebas, persaingan perdagangan antar Negara akan semakin ketat. Khudori, seorang pengamat ekonomi dan agribisnis, dalam artikelnya mengenai AFTA 2003 (Suara Merdeka, 9 Januari 2003) mengemukakan bahwa khususnya dalam pasar Asia, posisi Indonesia kurang beruntung. Pada tahun 1999, Indonesia berada di posisi ke-10 dengan saham hanya 3,5 % dari total nilai ekspor barang di pasar Asia. Kontribusi Indonesia dalam ekspor barang juga sangat kecil. Tahun 1990, dari 10 negara anggota ASEAN, pangsa total ekspor Indonesia hanya 1,4 % meningkat menjadi 2,3 % pada tahun 1999. hal ini menunjukkan bahwa posisi Indonesia memang rawan. Lebih lanjut Khoduri mengemukakan bahwa keberhasilan suatu Negara dalam peningkatan ekspor dan perbaikan neraca perdagangan ditempuh melalui keunggulan kompaatif dan kompetitif. Masalahnya tingkat keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimiliki Negara-negara ASEAN relative homogen dan seragam. Oleh karena itu Indonesia sebagai Negara pengekspor terlebih dahulu harus menghadapi saingan yang berat sesame Negara anggota ASEAN di kancah perdagangan internasional. Persaingan memperoleh pasar internasional bagi komuditi ekspor Indonesia akan semakin sengit. Agar dapat bersaing di pasar ekspor, Indonesia harus dapat menguasai informasi perdagangan. Akses Indonesia kepada informasi pasar perlu diperluas dan dipercepat di antara para pelaku bisnis sehingga antisipasi perubahan pasar bisa segera dilakukan. Menurut Amir M. S. (2000 : 27), dalam memasarkan suatu komoditas ke luar negeri, eksportir lazimnya membutuhkan bantuan lembaga-lembaga promosi untuk memperolehinformasi pasar. Lembaga promosi itu ada yang didirikan oleh pemerintah, berbagai badan swasta, maupun asosiasi pengusaha sendiri. Walaupun kontribusi Indonesia dalam ekspor barang di pasar Asia masih sangat kecil, namun jika dilihat dari pertumbuhan eksport Indonesia sendiri cenderung menguat. Berdasarkan neraca perdagangan luar negeri Indonesia dari tahun 1988 hingga tahun 2002 ekspor Indonesia secara keseluruhan meningkat 197,4 % menjadi 57.158,8 juta dolar AS. Jawa Tengah merupakan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,9 % per tahun dan jumlah penduduk lebih dari 30 juta jiwa. Propinsi Jawa Tengah turut mendukung perdagangan ekspor nasional. Pada tahun 2002 nilai ekspor propinsi Jawa Tengah menempati posisi kelima terbesar di Indonesia, dengan prosentase mencapai 3,41 % dari keseluruhan nilai ekspor nasional (Data Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia, 2002). Niali ekspor Jawa Tengah sendiri terus membesar dari 1.613,1 juta dolar AS pada tahun 1998 naik hingga 2.096,9 juta dolar AS tahun 2000.Sayangnya kemudian mengalami penurunan hingga nilai ekspor Jawa Tengah hanya 1.950,7 juta dolar AS pada tahun 2002 (Jawa Tengah Dalam Angka, 2003). Oleh karena itu perlu adanya suatu usaha untuk kembali meningkatkan nilai ekspor di Jawa Tengah. Srategi jitu untuk mendongkrak ekspor antara lain adalah persiapan yang mantap. Salah satu persiapan tersebut adalah periapan administrative yang meliputi penataan tempat dan fasilitas kerja yang jelas. Karena melakukan aktifitas bisnis tanpa kantor yang jelas akan sangat riskan. Strategi lainnya adalah membangun jaringan bisnis. Usaha ekspor tidak akan berkembang bila tidak ada usaha untuk memperluas pasar. Salah satu usaha memperluas pasar adalah dengan memperkenalkan produk yang dijual atau melakukan promosi (Info Kadin, Maret 2004). Strategi ini dapat dilaksanakan di Jawa Tengah, jika dipropinsi ini memiliki wadah yang memadai untuk menunjang aktifitas perdagangan internasional. Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Kota Semarang sangat berperan. Kota ini memiliki potensi sebagai pintu gerbang perdagangan internasional di Jawa Tengah, terutama dengan adanya Pelabuhan Tanjung Emas yang merupakan pelabuhan terbesar ketiga di Indonesia, Bandara Ahmad Yani yang landasan pacunya akan diperpanjang untuk memenuhi peningkatan kebutuhan penerbangan nasional dan internasional, serta jaringan transport darat yang terdiri dari jalur kereta api dan jalan. Namun selama ini Kota Semarang baru memiliki Pekan Raya dan Promosi Pembangunan (PRPP) sebagai sarana promosi pembangunan, promosi perdagangan, perindustrian/kerajinan rakyat dan promosi pariwisata, serta Java Design Center (JDC) sebagai sarana untuk memfasilitasi aktivitas kegiatan ekonomi di Jawa Tengah dengan prioritas mendukung pengembangan dan peningkatan pelaku ekonomi UKM dan IKM. Dari uraian tersebut di atas, di Kota Semarang dibutuhkan fasilitas yang memadai untuk menunjang aktivitas perdagangan internasional propinsi Jawa Tengah pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya agar dapat bersaing di pasar ekspor. Oleh karena itu diperlukan perencanaan dan perancangan tentang World Trade Center Semarang yang merupakan wadah komersial dengan konsep pelayanan terpadu (One Stop Service) bagi para pemakai jasa pelayanan informasi, promosi dan transaksi perdagangan internasional, yang dilengkapi dengan fasilitas perkantoran sewa yang ideal beserta fasilitas penunjangnya. Sebagai wadah aktifitas berskala internasional di era globalisasi ini maka tampilan bangunan World Trade Center Semarang bergaya arsitektur yang mencerminkan kemajuan teknologi namun tetap memperhatikan masalah kontekstual, yaitu dengan penekanan desain konsep arsitektur Renzo Piano. B. Tujuan dan Sasaran Tujuan pembahasan LP3A ini adalah mengungkapkan semua hal yang berhubungan dengan World Trade Center yag digunakan sebagai wadah aktifitas perdagangan internasional yang dilengkapi dengan fasilitas perkantoran sewa yang ideal beserta fasilitas penujangnya. Hal tersebut selanjutnya digunakan sebagai panduan dalam perancangan fisik World Trade Center. Sasaran pembahasannya adalah mengungkapkan dan merumuskan konsep kapasitas ruangnya. C. Lingkup Pembahasan Lingkup pembahasan menitik beratkan pada berbagai hal yang berkaitan dengan World Trade Center ditinjau dari disiplin ilmu arsitektur. Hal-hal diluar ilmu arsitekur akan dibahas seperlunya sepanjang masih berkaitan dan mendukung masalah utama. D. Metode Pembahasan Metode pembahasan dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu menguraikan dan menjelaskan data kualitatif, kemudian dianalisa utuk memperoleh suatu kesimpulan. Pengumpulan data diperoleh dengan cara : 1. Studi kepustakaan Studi kepustakaan yaitu data sekunder yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan dan perancangan. 2. Wawancara Wawancara yaitu dialog langsung dengan elaku aktivitas. Hal ini dilakukan untuk menggali data mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan topic. 3. Observasi lapangan Observasi lapangan dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pendataan langsung di lokasi. E. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam penyususnan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menguraikan latar belakang, tujuan dan sasaran, lingku pembahasan, metode pembahasan dan sistematika pembahasan LP3A. BAB II TINJAUAN UMUM WORLD TRADE CENTER Menguraikan tentang pengertian serta aspek perencanaan dan perancangan World Trade Center, menguraikan hasil studi banding WTC Jakarta, WTC Osaka dan WTC New Orleans, serta kesimpulan studi banding. BAB III TINJAUAN KHUSUS WORLD TRADE CENTER SEMARANG Menguraikan tentang tinjauan Propinsi Jawa Tengah, tinjauan kota Semarang, tinjauan WTC Semarang yang meliputi pengertian, peran dan fungsi serta factor pendukung pengembangan WTC Semarang. BAB IV BATASAN DAN ANGGAPAN Mengungkapkan batasan dan anggapan dari uraian pada bab sebelumnya. BAB V PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WORLD TRADE CENTER SEMARANG Menguraikan dasar-dasar pendekatan dan menguraikan pendekatan aspek kontekstual, aspek fungsional, aspek kinerja, aspek teknis, dan aspek arsitektural. BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN WORLD TRADE CENTER SEMARANG Membahas mengenai konsep perancangan bangunan yang meliputi konsep bentuk, penekanan desain yang digunakan dan konsep struktur, serta mengenai program perencanaan yang meliputi lokasi dan tapak terpilih, program ruang, utilitas bangunan dan sistem bangunan pintar.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 5872 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 27 Jan 2010 14:34 |
Last Modified: | 28 Jan 2010 10:40 |
Repository Staff Only: item control page