PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMAIN DALAM PERJANJIAN KERJA DENGAN PIHAK MANAJEMEN KLUB PSIS SEMARANG

Abstract

ABSTRAK Perlindungan Hukum Terhadap Pemain Dalam Perjanjian Kerja Dengan Pihak Manajemen Klub PSIS Semarang Perjanjian kerja antara klub sepakbola dangan pemain sepak bola, pada kenyataannya seringkali terjadi penyimpangan dalam dunia persepakbolaan seperti yang telah dicontohkan di atas, terkadang jaminan kepastian hukum pemain sepak bola masih kurang menguntungkan bagi pemain sepak bola, misalnya salah satu pihak melakukan wanprestasi, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), yang dilakukan oleh klub sepak bola secara sepihak, biaya ganti rugi bagi pemain sepak bola yang mengalami cedera sangat tidak manusiawi, atau nilai kontrak yang diterima oteh pemain sepak bola tidak sesuai dangan yang telah diperjanjikan sebelumnya Oleh karena itu tujuan utama dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan mengkaji bentuk-bentuk nyata dari wanprestasi yang dilakukan oleh pihak manajemen Klub PSIS Semarang terhadap pemain atas butir-butir perjanjian yang telah disepakati. Untuk mengkaji hal tersebut dilakukan penelitian dengan metode socio-legal, dengan sifat hukum riil yang berlaku di masyarakat, sedangkan spesifikasi penelitian ini adalah deskriptif analistis. Data primer diperoleh dengan cara wawancara dengan reponden (yang dipilih dengan cara purposive sampling) dari narasumber, serta data sekunder yang diperoleh dnegan studi kepustakaan. Penulis pun pada kesempatan berikutnya telah mendapatkan hasil dari penelitian ini, bahwa pihak manajemen Klub PSIS Semarang, benarbenar telah melakukan tindakan wanprestasi terhadap isi perjanjian kerja yang telah disepakati pihak klub dengan Vidi H. Simanjuntak sebagai pemain. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya penyelewengan terhadap beberapa pasal dalam perjanjian kerja tersebut serta masih begitu rendahnya perlindungan hukum terhadap pesepakbola yang bermain di Liga Indonesia, di antaranya masih begitu kurangnya perlindungan terhadap kesejahteraan dan hak-hak dasar dari pemain itu sendiri, serta masih begitu kurangnya perlindungan hukum terhadap pemain, ketika berhadapan dengan pihak manajemen klub. Seyogyanya pemerintah dalam hal ini Menteri Pemuda dan Olahraga serta PSSI lebih memperhatikan atlet-atlet di negeri ini, khususnya cabang olahraga sepakbola. Karena ternyata begitu banyak pesepakbolapesepabola di negeri ini, yang masih belum tersejahterakan, bahkan beberapa pesepakbola, menjadi seperti pekerja rodi, yang terus menerus dipekerjakan, tanpa diperhatikan kesejahteraannya.