HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP KEJADIAN OVERWEIGHT DAN OBESITAS PADA REMAJA

Abstract

Latar BelakangObesitas merupakan peningkatan berat badan melampaui batas kebutuhan fisik dan skeletal, akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Kejadian overweight/obesitas meningkatkan risiko untuk terkena penyakit kardiovaskuler, ortopedi, dan penyakit degeneratif serta masalah psikososial. Remaja merupakan fase transisi individu dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Salah satu permasalahanyang ditemukan pada remaja adalah kejadian overweight/obesitas. Kejadian overweight/obesitas diduga dikarenakan beberapa faktor, seperti pola makan dan aktivitas fisik sehari-hari. TujuanMenganalisis hubungan pola makan dan aktivitas fisik terhadap status berat badan berlebih dan obesitas pada remaja MetodePenelitian ini menggunakan desain belah lintang. Subjek penelitian merupakan 145 remaja usia 13-17 tahun yang merupakan siswa-siswi salah satu SMP dan SMA di Semarang. Variabel yang diukur yaitu indeks massa tubuh terhadap umur, pola asupan makanan, dan aktivitas fisik. Data kemudian diolah menggunakan uji korelasi. Hasil Remaja dengan status gizi overweight sebanyak 65.5% dan obesitas sebanyak 34.5%. Asupan energi terendah adalah 1094.1 kkal dan asupan tertinggi subjek adalah 4787.2 kkal. Subjek dengan kategori aktivitas ringan 23.4 %, kategori sedang 51.0%, dan kategori aktivitas berat 25.5%. Tidak terdapat hubngan yang bermakna antara status overweight/obesitas dengan pola makan pada remaja (energi p=0.197; karbohidrat p=0.082; protein p=0.488; lemak p=0.644; natrium p=0.218).Terdapat hubungan yang bermakna antara status overweight/obesitas dengan aktivitas fisik (p=0,031) dengan korelasi negatif (r=0.180) SimpulanPola makan tidak berpengaruh terhadap kejadian overweight dan obesitas pada remaja. Aktivitas fisik berpengaruh terhadap kejadian overweight dan obesitas pada remaja Kata Kunciberat badan berlebih, obesitas, indeks massa tubuh per umur, z-score, pola makan, aktivitas fisik, remaja.