GELIAT REVITALISAI BAHASA DAN BUDAYA DI DESA BALI AGA PEDAWA

Dhanawaty, Ni Made and Budiarsa, I Made and Simpen, I Wayan and Suryati, Ni Made (2017) GELIAT REVITALISAI BAHASA DAN BUDAYA DI DESA BALI AGA PEDAWA. In: "International Seminar “Language Maintenance and Shift” VII ISSN: 2540-8755, July 19 - 20, 2017, Hotel NEO Semarang.

[img]
Preview
PDF
2310Kb

Official URL: http://lamas.undip.ac.id

Abstract

Dialek Bali Aga (DBA) merupakan salah satu dialek bahasa Bali yang umumnya tersebar di daerah pegunungan di Bali dan di Kecamatan Nusa Penida. Pada masa lalu penutur DBA, yang sering menganggap diri sebagai penduduk asli pulau Bali ini, bersikap divergen secara sosial dan linguistik terhadap msyarakat tutur bahasa Bali Dialek Bali Dataran (DBD). Sikap divergen ini menyebabkan DBA berkembang secara berbeda dengan DBD sehingga menjadi dialek tersendiri. Modernisasi dan kemajuan di berbagai bidang membuat masyarakat tutur DBA semakin dinamis dan dalam dinamikanya mereka banyak berinteraksi dengan masyarakat tutur DBD. Dalam interaksi ini sikap divergen mereka, baik secara sosial maupun linguistic, mulai mencair. Mereka menguasai DBD dan bahkan ada fenomena DBA di beberapa wilayah mulai terdesak oleh DBD. Di desa Bali Aga Pedawa, keterdesakan DBA Pedawa (DBAP) menimbulkan keprihatinan di kalangan pemuka masyarakat karena desa Pedawa memiliki kekhasan budaya yang merupakan bagian dari identitas masyarakat Pedawa. Jika transmisi antargenerasi DBAP, yang merupakan bahasa ibu masyarakat Pedawa, terputus, maka dikahawatirkan generasi mendatang tidak dapat mengenali budaya yang merupakan jati dirinya. Berdasarkan hasil penelitian yang menerapkan metode simak dan cakap ini dapat diketahui bahwa beberapa penelitian kebahasaan yang dilakukan di desa Pedawa, baik oleh peneliti Indonesia mau pun asing, ternyata memiliki dampak penting bagi masyarakat di desa itu, yakni menumbuhkan kesadaran masyarakat akan peran penting bahasa ibu mereka. Dalam beberapa periode belakangan mulai ada geliat revitalisasi bahasa di desa ini, yang ditandai dengan munculnya rasa bangga dan sikap positif terhadap DBAP, meluasnya ranah pakai DBAP, misalnya acara rapat yang dahulu sempat menggunakan DBD atau bahasa Indonesia, mulai beralih kembali ke DBAP. Di kalangan generasi muda dan usia dewasa muda, DBAP bahkan mewarnai percakapan mereka di media sosial. Pengenalan budayabudaya tradisional asli, seperti upacara mesangih massal, ngangkid massal, rumah adat tradisional Pedawa dan lain-lain, melalui berbagai media, menyebabkan kosakata DBAP yang menyangkut budaya, rumah, dan perundagian makin dikenal secara luas. Geliat kebahasaan yang beriringan dengan geliat revitalisasi budaya ini sangat menunjang pengembangan desa Pedawa dalam sebagai objek pariwisata. Meningkatnya vitalitas DBAP ini, sekaligus dapat menunjang pendidikan di tingkat sekolah dasar dan menunjang layanan kesehatan, utamanya di kalangan lansia, yang umumnya monolingual, bahkan monolektal. Sebagai sebuah dialek dengan kekhasannya dan kekhasan budaya yang diwahanainya, DBAP ikut menunjang program pendidikan multikultural di Indonesia.

Item Type:Conference or Workshop Item (Paper)
Uncontrolled Keywords:revitalisasi, dialek, bahasa ibu, divergen, konvergen
Subjects:P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Linguistic
ID Code:57441
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:17 Oct 2017 14:51
Last Modified:09 Feb 2018 14:14

Repository Staff Only: item control page