STRATEGI KESANTUNAN RESPON TERHADAP KRITIK DALAM MASYARAKAT BUDAYA JAWA MATARAMAN

Jauhari, Edy (2017) STRATEGI KESANTUNAN RESPON TERHADAP KRITIK DALAM MASYARAKAT BUDAYA JAWA MATARAMAN. In: "International Seminar “Language Maintenance and Shift” VII ISSN: 2540-8755, July 19 - 20, 2017, Hotel NEO Semarang.

[img]
Preview
PDF
2538Kb

Official URL: http://lamas.undip.ac.id

Abstract

Kritik merupakan tindakan 156 actor 156 e 156 c yang rawan mengancam muka (FaceThreatening Act. Mengapa demikian, karena kritik selalu diekspresikan dengan caramemberikan penilaian negatif (negative evaluation) atau penilaian buruk terhadappenerima kritik (Mulac et.al, 2000; Nguyen, 2005; Hoang Thi Xuang Hoa, 2007; MINShang-chao, 2008;). Melakukan kritik sesungguhnya adalah memberikan penilaian burukterhadap penerima kritik. Memberikan penilaian buruk berarti pelaku kritik tidakmenghargai penerima kritik. Sikap pelaku kritik yang tidak menghargai penerima kritikinilah yang mendorong muka penerima kritik rawan terancam. Sesungguhnya tidak hanya muka penerima kritik yang rawan terancam. Muka pelaku kritikpun rawan terancam khususnya apabila penerima kritik memberikan respon 156actor156e terhadap kritik. Memberikan respon 156actor156e berarti penerima kritik menolak kritikMenolak kritik berarti penerima kritik tidak menghargai pelaku kritik. Oleh karena itumuka pelaku kritik juga rawan terancam sebagaimana halnya muka penerima kritik. Karenayang rawan terancam mukanya tidak hanya penerima kritik, maka tidak hanya pelaku kritikyang dituntut harus mampu menggunakan strategi kesantunan kritik secara tepat, penerima kritik pun dituntut harus mampu menggunakan strategi kesantunan respon terhadap kritiksecara tepat pula. Ketidaktepatan penggunaan strategi kesantunan ini dapat memicu ketegangan atau bahkan konflik di 156actor pelaku kritik dan penerima kritik. Tulisan ini hanya akan menyoroti respon terhadap kritik. Jadi, sudut pandangnya adalahdari sisi penerima kritik. Mengapa respon terhadap kritik ini perlu dikaji karena padakenyataannya kritik selalu mendapatkan respon (verbal) dan respon terhadap kritik juga tidak mungkin dikemukakan dengan semau gue. Oleh karena itu, respon terhadap kritik injuga penting dikaji sebagaimana kritik itu sendiri. Perlu ditegaskan bahwa respon terhadapkritik yang dikaji dalam tulisan ini adalah respon yang bersifat 156actor156e (=menolakkritik) yang diekspresikan secara lisan dalam komunikasi yang bersifat face to faceinteraction. Kajian dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosiopragmatik (Leech,1993; Leech, 2014). Ada beberapa hal yang akan dipaparkan dalam tulisan ini, yaitu (a) persepsi masyarakatbudaya Mataraman terhadap kritik, (b) keterkaitan 156 actor persepsi terhadap kritikdengan jenis respon terhadap kritik, (c) respon 156actor156e terhdap kritik dengan strateglangsung, (d) 156actor-faktor yang memperngaruhi penerima kritik mengunakan strategrespon lansung dan € respon 156actor156e terhadap kritik dengan strategi tidak langsungdan (f) 156actor-faktor yang memperngaruhi penerima kritik mengunakan strategi respontidak langsung. Data dalam tulisan ini dikumpulkan dengan menggunakan DiscouseCompletion Task (DCT) serta wawancara mendalam dengan informan. Masyarakat yang menjadi sasaran kajian adalah masyarakat budaya Jawa Mataraman.

Item Type:Conference or Workshop Item (Paper)
Subjects:P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Linguistic
ID Code:57089
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:12 Oct 2017 09:05
Last Modified:08 Feb 2018 13:48

Repository Staff Only: item control page