Dwi Handayani, Handayani (2017) PEMERTAHANAN KEARIFAN LOKAL PEPATAH-PETITIH SEBAGAI PENGUATAN SUMBER DAYA SOSIAL BAGI MASYARAKAT TENGGER. In: "International Seminar “Language Maintenance and Shift” VII ISSN: 2540-8755, July 19 - 20, 2017, Hotel NEO Semarang.
| PDF 2375Kb |
Official URL: http://lamas.undip.ac.id
Abstract
Tradisi pepatah-petitih merupakan suatu cara orangtua di masa lalu untuk memberikan nasehat atau petuah yang terkandung nilai-nilai luhur kepada generasi berikutnya. Pada dasarnya, bentuk nasehat atau petuah tersebut ditujukan untuk keharmonisan keluarga, kebaikan alam, terutama kehidupan masyarakat sekitar sebagai sumberdaya sosial untuk mengendalikan sikap dan perilaku. Setiap daerah, dimungkinkan masih mempertahankan budaya tradisi lisan , yaitu ungkapan pepatah-petitih yang memang hadir sebagai bentuk pola pikir dalam kehidupan yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi budaya atau tradisi lisan di masa lampau terkadang tidak dapat dihadirkan pada masa kini karena mengalami transformasi yang mungkin terkesan “mati suri” karena tidak dapat hidup pada komunitasnya. Namun, secara temporal, nilai-nilai (value) dan normanya masih dijadikan sebagai memori kolektif di masa sekarang sehingga dapat dimanfaatkan untuk mendidik generasi anak-anak dalam memperkuat identitas karakter mereka. Tradisi lisan selalu mengalami perkembangan zaman sebagai akibat persinggungan sebuah tradisi dengan modernisasi sehingga diperlukan penyesuaian dari suaru daerah yang masih menghormati adat-istiadat yang berupa warisan para leluhur terdahulu. Adapun salah satu daerah yang menjadi sasaran penelitian adalah masyarakat Tengger yang terletak di Jawa Timur. Masyarakat Tengger dikenal memiliki kearifan lokal yang bermuatan positif, harmonis, adaptif, dan religius. Dengan demikian, proses internalisasi dan sosialisasi nilai-nilai budaya adat masyarakat tersebut berjalan sangat baik sehingga mampu mempertahankan nilai tradisi sebagai sistem religi dalam praktik kehidupan sehari-hari. Kearifan lokal tersebut tidak hanya melihat pada keyakinan agama melainkan juga mengacu pada petuah leluhur. Sistem religi tersebut tidak hanya mengacu pada keyakinan terhadap agama tetapi juga pada kekuatan dan kepercayaan terhadap petuah leluhur, yaitu berupa ungkapan pamali yang tidak hanya sebagai living memories tetapi juga sebagai living traditions terhadap generasinya. Bagi masyarakat Tengger, kepercayaan terhadap sesuatu yang magis dan mistik masih diyakini sedangkan anggapan terhadap ungkapan pamali kemungkinan dapat diidentifikasi mengingat potensi tradisi lisan hampir terabaikan, terpinggirkan bahkan ada anggapan bahwa sesuatu yang bersumber dari kelisanan hanya menjadi kenangan belaka. Oleh karena itu, tulisan ini akan mencoba menggali potensi tradisi lisan dengan cara mengidentifikasi tradisi pepatah-petitih sebagai penguatan sumber daya sosial yang disinyalir masih dipertahankan masyarakat Tengger.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | kearifan lokal, pepatah-petitih, tradisi lisan,masyarakat Tengger |
Subjects: | P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
ID Code: | 57047 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 11 Oct 2017 12:34 |
Last Modified: | 11 Oct 2017 12:34 |
Repository Staff Only: item control page