STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN PADA KAWASAN REHABILITASI MANGROVE DI DESA KALIWLINGI BREBES, DESA MOJO PEMALANG, DAN DESA BEDONO, DEMAK

CERLYAWATI, Hugi and Anggoro, Sutrisno and Zainuri, Muhammad (2017) STRATEGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN PADA KAWASAN REHABILITASI MANGROVE DI DESA KALIWLINGI BREBES, DESA MOJO PEMALANG, DAN DESA BEDONO, DEMAK. PhD thesis, School of Postgraduate.

[img]
Preview
PDF
487Kb
[img]
Preview
PDF
416Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

3015Kb

Abstract

Penurunan kualitas lingkungan terhadap berkurangnya luasan hutan mangrove baik oleh alam maupun oleh aktivitas manusia menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikat di sepanjang Pantai Pulau Jawa. Kurangnya kesadaran serta sosialisasi kepada masyarakat pesisir terhadap program pemerintah dalam melakukan reboisasi mangrove juga mengalami kebenturan kepentingan dengan masyarakat sekitar sehingga membuat ketidak berhasilan dari suatu program pemerintah. Saat ini 3 daerah yang mengalami abrasi terparah dalam 5 tahun terakhir adalah Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang dan Kabupaten Demak. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat keberhasilan dan kendala program rehabilitasi mangrove berdasarkan pemahaman dan peran serta persepsi masyarakat terhadap program pemerintah serat pola dan keeratan hubungan antara proses ekologis dengan terjadinya kerusakan mangrove, menganalisis kesesuaian antara persepsi masyarakat dengan program dan kebijakan pemerintah terhadap arti pentingnya kawasan mangrove dan upaya mengelola secara lestari dan berkesinambungan di wilayah pesisir, mengidentifikasi tata peraturan maupun PERDA dari masing-masing daerah, serta menemukan dan menyusun strategi pengelolaan mangrove yang dapat diterapkan di masing-masing wilayah. Pengumpulan data dilakukan secara purposif sampling acak dan observasi lapangan. Data primer didapat dari persepsi dan partisipasi masyarakat sekitar serta tokoh masyarakat dan Pemda. Data sekunder didapat dari data perubahan luas kawasan mangrove, abrasi dan akresi, kebijakan serta tingkat pendidikan masyarakat. Lokasi pengambilan data di Desa Kaliwlingi Kabupaten Brebes dengan 50 responden, Desa Mojo Kabupaten Pemalang dengan 50 responden dan Desa Bedono Kabupaten Demak dengan 50 responden. Dari masing-masing wilayah diadakan FGD terhadap pemangku kebijakan maupun tokoh masyarakat. Masing-masing daerah terdiri dari 5 (lima) orang pemangku kebijakan maupun tokoh masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan tingkat keberhasilan untuk program rehabilitasi dari pemerintah Kabupaten Brebes sebesar 62%, Pemalang sebesar 50%, dan Demak sebesar 30%. Hal ini juga dipengaruhi kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Banyaknya partisipasi masyarakat dalam mengelola mangrove, maka kerusakan akan semakin kecil. Hal ini harus disesuaikan dengan tahapan-tahapan peraturan perundangan yang terkait dengan pengelolaan peraturan lingkungan hidup. Ketiga daerah tersebut tidak dapat disamakan dalam hal strategi pengelolaan lingkungan karena memiliki karakter yang spesifik antara satu dengan lainnya. Namun strategi yang umum dan dapat diterapkan di ketiga daerah tersebut harus memperhatikan fungsi ekologis, persepsi masyarakat dan pendekatan kelembagaan dalam skala prioritas yang proposional. Saran yang dapat diberikan untuk pengelolaan selanjutnya terhadap proses rehabilitasi dilakukan dengan proses kebijakan peraturan daerah yang memuat dalam jangka panjang dan dimonitor dengan berbagai pendekatan akademik. Kebijakan tersebut dilakukan agar setiap hasil rehabilitasi dapat meningkatkan fungsi ekologis hutan mangrove, meningkatkan keanekaragaman pencegahan (mitigasi bencana) dan peningkatan produktivitas serta nilai tambah. Kata Kunci : Mangrove, persepsi, aspirasi, partisipasi, penurunan kualitas lingkungan Environmental degradation towards the diminishment of mangrove forests caused by either natural events or human activity has set off a significant environmental damage along the coast of Java Island. The lack of awareness of and socialization to the coastal residents about government program in reforestation of mangrove has found itself in clash-of-interest situation with the local communities, rendering a government program to be unsuccessful. Nowadays, The three areas currently experiencing the worst abrasion in the last five years are the Regency of Brebes, Pemalang, and Demak. This research aims to analyze the pattern and coherency between the ecological process with the occurence of mangrove damage and abrasion in coastal region of Brebes, Pemalang, and Demak, illustrating that there is a probability of correlation between perception and participation of community as well as the existing policy’s effectiveness on mangrove damage occurence and abrasion along with their solutions in coastal region of Brebes, Pemalang, and Demak, as well as finding strategy/model of management that supports effective methods of implementation to take care of mangrove damage and abrasion in coastal region of Brebes, Pemalang, and Demak. The collection of data were done through random and purposive sampling methodology, and field observation. A dependent variable is the number of extents that is loss caused by abrasion and accretion occuring in certain period of time and mangrove condition at the time of study. As for independent variable, the ecological factor is represented by two well villages that suffer from abrasion and accretion/ sedimentation. Meanwhile, socio-economic factor constitutes of perception and participation of community represented by respondents that is established purposively while considering clusters from each respondent group ( Fish farmers, public figures, etc) The results show the success rate for the rehabilitation program from the Brebes Regency government of 62%, Pemalang by 50%, and Demak by 30%. It is also influenced by public awareness in preserving the environment. This can also be seen from the level of education and coupled with extension programs from the local government. Suggestions that can be given for further management of the rehabilitation process are carried out by a long-term regional regulatory policy process and monitored by various academic approaches. The policy is done so that any rehabilitation result can improve the ecological function of mangrove forest, increase the diversity of prevention (disaster mitigation) and increase productivity and added value. Keyword: Mangrove, perception, aspiration, participation, environmental degradation.

Item Type:Thesis (PhD)
Subjects:T Technology > TD Environmental technology. Sanitary engineering
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Doctor Program in Environmental Science
ID Code:56107
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:15 Sep 2017 09:06
Last Modified:15 Sep 2017 09:06

Repository Staff Only: item control page