HUBUNGAN KARAKTERISTIK DEMOGRAFI, FAKTOR K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) DAN LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN LEPTOSPIROSIS: Sebuah Studi Pada Pekerja Sektor Informal di Kota Semarang Tahun 2013-2016

Abstract

Latar Belakang: Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen Leptospira, yang ditularkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Kasus Leptospirosis menunjukkan tren yang semakin meningkat dan persebaran di Kota Semarang semakin meluas. Penelitian mengenai Leptospirosis sudah banyak dilakukan, tetapi hubungan antara karakteristik demografi, faktor K3 dan lingkungan yang terfokus pada pekerja sektor informal sejauh ini masih belum jelas dan sangat jarang dilakukan. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara karakteristik demografi, faktor K3 dan lingkungan terhadap kejadian Leptospirosis pada pekerja sektor informal di Kota Semarang. Metode: jenis penelitian observasional dengan rancangan kasus kontrol. Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja sektor informal di Kota Semarang, yang dibatasi pada petani, petugas kebersihan, buruh (tani, serabutan, bangunan) dan pedagang tradisional. Jumlah sampel 41 kasus dan 41 kontrol. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat dengan metode regresi logistik backward LR. Hasil: Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Leptospirosis pada pekerja sektor informal adalah umur (18-40 tahun) p=0,017; aOR=42,22; 95%CI=1,9-906,5, jenis kelamin (laki-laki) p=0,017; aOR=37,01, 95%CI=1,9-718,6; riwayat luka pada saat bekerja p=0,042; aOR=10,85; 95%CI=1,8-108,24; kondisi sanitasi rumah (buruk, skor <60%) p=0,025; aOR=25,25; 95%C=1,5-423,3; dan Riwayat kontak dengan sumber infeksi p=0,003; aOR=56,98; 95%CI=3,8-849,2. Simpulan: Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian Leptospirosis pada pekerja sektor informal adalah faktor karakteristik demografi, K3 dan Lingkungan. Saran: menjaga kondisi sanitasi dan melakukan pengendalian tikus di rumah serta di tempat kerja, penggunaan APD, dan perawatan luka terbuka. Kata kunci: Leptospirosis, Faktor risiko, K3, Lingkungan, Pekerja Sektor Informal Background: Leptospirosis is a disease caused by pathogenic bacteria called Leptospira, which is transmitted directly or indirectly. Leptospirosis occurrences have tended to increased with widespread distribution. There were many of Leptospirosis study. However, the relation between demographic characteristic, occupational health and safety (OHS), and environmental factors foccusing on the workers of informal sectors was unclear. The objectives of study were to measure the association between demographic characteristics, OHS and environmental factors with Leptospirosis in the workers of informal sectors. Methods: an observational study with case-control design. Popupation of the study were all of workers of the informal sectors in Semarang City, it is including, but not limited to farmers, cleaning worker, laborers (farming, construction, handyman) and traditional market worker. There are 41 cases and 41 controls. Analysing data was perform by univariant, bivariant, and multivariant. Results: The main risk factors were age (18–40 years old) p=0,017; aOR=42,22; 95%CI=1,96-906,55; Gender (male) p=0,017; aOR=37,01, 95%CI=1,9-718,6; history of open wound during working p=0,042; aOR=10,85; 95%CI=1,08-108,24; home sanitation (poor, with score <60%) p=0,025; aOR=25,25; 95%CI=1,5-423,3; and history of contact with the source of infection p=0,003; aOR=56,98; 95%CI=3,8-849,2. Conclusion: Demographic characteristics, OHS, and environmental factors were associated with Leptospirosis. Suggestion: keeping sanitation in good condition, controlling the population of mice both in the home and in the working place, applying PPE (personal protective equipment), and treating open wounds carefully. Keywords: Leptospirosis, occupational health and safety, environmental, workers of informal sectors.