Nurul Aqidah, Siti and Hardiman, Gagoek and Hartuti W, Sri (2017) Gedung Pertunjukan Musik Di Semarang. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.
| PDF 1096Kb | |
| PDF 486Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 2162Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 1480Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 1553Kb | ||
| PDF 682Kb | |
| PDF 462Kb | |
| PDF 537Kb |
Abstract
Musik adalah bagian dari seni yang menggunakan bunyi sebagai media penciptaannya. Walaupun beraneka ragam bunyi, seperti bunyi beduk, mesin kendaraan, handphone, radio, televisi, tape recorder dan sebagainya senantiasa kita dengar setiap hari, namun tidak semua dianggap sebagi seni musik, karena segala macam bunyi-bunyian, baru dapat dikatakan musik apabila bunyi tersebut berirama dan terasa indah apabila didengar. Perkembanganmusik di indonesiabisadibilangsangatmembanggakan. Di dalamsejarahmusikindonesia yang pertama kali memasukkanunsurmusikkedalam Indonesia berasaldari agama Hindu denganmenggunakanunsuralamsebagai ritual keagamaandalammasyarakat. Semakinberkembangnyaduniamakasemakinberkembang pula musik yang ada di Indonesia.Bermacam-macam genre berkembang di Indonesia dan band ataupenyanyi solo pun turutmengikuti genre yang berkembangsecara global ataubisadibilangmengikutipasar yang saatinisedangdigandrungiolehpenikmat-penikmatmusik Indonesia. Salah satudaerah di Indonesia yang memilikibanyakband dan musisi mudaadalah Semarang.Seni musik yang ada di Semarang mengalamiperkembangan yang cukuppesat, terbuktidaribanyaknyakomunitassenimusik, band maupun musisi muda terustumbuhdantersebarluas di kalanganmasyarakatsekarangini. Komunitas seni, band maupun musisi-musisi muda tersebut pastinya ingin mengembangkan potensi dan bakat seni musik mereka, namun potensi-potensi mereka tersebut belum terwadahi dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari minimnya fasilitas gedung pertunjukan musik yang layak dan studio musik atau studio rekaman untuk mengembangkan minat dan bakat dibidang musik, maupun fasilitas lain yang dapat meningkatkan minat bagi pelaku maupun penikmat seni. Untuk beberapa tempat di Semarang fasilitas-fasilitas tersebut baik itu gedung pertunjukan musik, studio musik, kursus musik maupun studio rekaman memang ada, namun keberadaannya masih terpisah-pisah dan kurang representatif untuk menunjukan appresiasi masyarakat Semarang terhadap musik dan kurang sesuai untuk berkumpulnya komunitas musik di Semarang. Berdasarkan data dari Dewan Kesenian Semarang dalam Petra (2017), seni musik merupakan jenis kesenian yang paling sering dilakukan dibandingkan dengan jenis kesenian lain seperti tari,teater, pahat, lukis dan kesenian wayang, rata-rata presentasenya yaitu 51,96%, sedangkan untuk kesenian tari sebesar 31,30%, teater 5,22%, pahat 0,43%, lukis 0,43%, wayang 3,04% dan kesenian lainnya sebesar 7,31%. Hal ini menunjukan bahwa minat masyarakat terhadap seni musik lebih besar dari pada seni yang lain. Selain itu berdasarkan data dari Dewan Kesenian Semarang dalam Petra (2017), peminat seni musik/suara non-akademis lebih besar jika dibandingkan dengan jenis kesenian lain yaitu sebesar 76,11%, disusul dengan seni tari sebesar 46,45%, seni drama 31,39%, seni lukis 0,75%, seni kerajinan sebesar 0,69%, dan seni patung sebesar 0,75%. Dari sini terlihat bahwa Semarang mempunyai peminat seni musik yang besar jika dibandingkan dengan kesenian yang lain.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 55898 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 08 Sep 2017 09:05 |
Last Modified: | 08 Sep 2017 09:05 |
Repository Staff Only: item control page