Mustaghfirin Kusuma, Anis and Iswanto, Dhanoe and Murtomo, B. Adji (2017) GEDUNG PERTUNJUKAN DAN GALERI SENI SEMARANG. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.
| PDF 626Kb | |
| PDF 453Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 3706Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 812Kb | ||
| PDF 279Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 1366Kb | ||
| PDF 636Kb | |
| PDF 274Kb | |
| PDF 292Kb |
Abstract
Kota Semarang adalah salah satu dari sepuluh kota terbesar di Indonesia yang juga ibukota provinsi jawa tengah,apabila dilihat dari jumlah penduduk kota semarang merupakan kota besar no 8, dengan jumlah penduduk 1.750.369 jiwa, hampir 303.839 diantaranya adalah kaum muda dengan rentang usia 15 –24 tahun, dengan jumlah penduduk kaum muda lebih dari 300 ribu jiwa kebutuhan akan hiburan,rekreasi dan interaksi sosial adalah hal yang penting di jaman kemajuan teknologi yang pesat,karena hal tersebut adalah hal – hal yang dibutuhkan untuk pengembangan diri mereka utamanya perkembangan jiwa sosial di dalam diri mereka, salah satu caranya adalah dengan mereka mengikuti berbagai kegiatan yang berbau seni terutama seni kontemporer. Seni Kontemporer adalah perkembangan seni yang terpengaruh dampak modernisasi dan digunakan sebagai istilah umum sejak istilah Contemporary Art berkembang di Barat sebagai produk seni yang dibuat sejak Perang Dunia II. Istilah ini berkembang di Indonesia seiring makin beragamnya teknik dan medium yang digunakan untuk memproduksi suatu karya seni, juga karena telah terjadi suatu percampuran antara praktik dari disiplin yang berbeda, pilihan artistik, dan pilihan presentasi karya yang tidak terikat batas-batas ruang dan waktu. Pada perkembangannya, istilah kontemporer bukan hanya merujuk pada seni patung. Seni lukis yang menggunakan aliran-aliran baru juga menggunakan istilah tersebut sebagai perwujudan dari ide dan kebaruan yang diangkat. Sejalan dengan kemajuan zaman, seni rupa kontemporer juga memunculkan beragam varian seni baru. Di antara seni tersebut antara lain seni lingkungan, seni pertunjukan, seni fotografi, seni arsitektur, dan seni video. Keberagaman dalam penggunakan teknik dan medium inilah yang kemudian menjadi daya tarik bagi seniman untuk mendalami seni kontemporer, terutama dikalangan anak muda. Namun perkembangan seni kontemporer di Kota Semarang secara kualitas dan kuantitas tidak didukung oleh sarana yang memadai. Sering kali produk dari seni konteporer berupa pertunjukkan diselenggarakan pada tempat yang fungsi utamanya bukan di peruntukkan untuk itu, seperti di selenggarakan di halaman gubernuran, stadion olah raga , ball room hotel dan masih banyak lagi. Saat ini menurutnya satu-satunya gedung yang representatif hanyalah Auditorium RRI pada kenyataannya gedung tersebut sering kali tidak digunakan karena masalah fasilitas yang kurang representative. Produk lain dari seni konteporer berupa pameran juga mengalami hal yang sama. Dan jika kita lihat lagi di Kota Semarang hanya terdapat satu galeri seni yang bergengsi, yakni Semarang Contemporary Art Gallery, itupun dengan kapasitas ruang yang kecil. Oleh karena itu Gedung Pertunjukan dan Galeri Seni Semarang (GRAHASANI) sebagai badan seni swasta yang bertujuan untuk mewadahi kebutuhan seniman untuk berekpresi dengan fasilitas yang lebih memadai, sebagai ruang berkumpul antara pegiat seni maupun khalayak umum, menyebarkan kekayaan artistik dan intelektual, dan apresiasi serta pendokumentasian kesenian dan kreativitas.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 55876 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 07 Sep 2017 08:09 |
Last Modified: | 07 Sep 2017 08:09 |
Repository Staff Only: item control page