GAYA TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JAWA

Damayanti, Hendita and Santoso, Imam (2016) GAYA TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JAWA. In: International Seminar on Language Maintenance and Shift (LAMAS) 6 ISSN:2540-8755 , 9 - 10 August 2016, Gedung Pascasarjana Imam Barjo No. 3 - 5 Semarang.

[img]
Preview
PDF
6Mb

Official URL: http://lamas.undip.ac.id

Abstract

Language users have their own styles in communication, including Javanese. This languagestyle is commonly related to age, context, gender and social roles. In pracmatics, there is a termcalled indirect speech act in which the speech form is different from its conventional function.This study tries to answer how indirectness is applied in Javanese and what motives are behindthe phenomena. The data are presented informally through qualitative description. The findingsshow that declarative and interogative forms often shift directive illocutionary force to increasethe level of politeness when communicating with the elders, the superiors, and in formal context.While indirectness is also employed in informal context among typically same age and socialroles intending to play with the words and inserting jokes to indicate solidarity as the motive. Pengguna bahasa memiliki gaya dalam berkomunikasi, tidak terkecuali pengguna bahasa Jawa. Gaya berbahasa ini kerap behubungan dengan usia, konteks, jenis kelamin dan peran sosial. Pada kajian pragmatik, gaya tindak tutur tidak langsung disebut dengan indirectness yaitu fenomena bentuk kalimat/ mood yang tidak sesuai dengan fungsi yang semestinya. Penelitian ini berusaha menjawab bagaimana penggunaan gaya indirectness dalam bahasa Jawa dan apa motif dibalik penggunaannya. Metode kualitatif digunakan dalam penelitiaan ini untuk mendeskripsikan temuan secara informal. Studi ini menemukan bahwa indirectness yang sering diaplikasikan dalam tuturan bahasa Jawa adalah bentuk declarative dan introgative yang berfungsi untuk menyuruh yang kerap digunakan dalam berkomunikasi dengan orang yang lebih tua, orang yang mempunyai peran sosial yang lebih tinggi, dan dalam konteks formal untuk motif kesopanan. Sedangkan indirectness dalam konteks informal, dengan usia dan peran sosial yang sama memiliki motif solidaritas untuk bermain kata-kata dan menyisipkan candaan.

Item Type:Conference or Workshop Item (Paper)
Uncontrolled Keywords: tindak tutur tidak langsung, gaya, Bahasa Jawa, penggunaan, motif
Subjects:P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Linguistic
ID Code:55706
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:29 Aug 2017 15:05
Last Modified:12 Feb 2018 14:52

Repository Staff Only: item control page