Gambaran Kejadian Sindrom Gagal Pulih Pada Lanjut Usia di Panti Werdha Kota Semarang

Abstract

Latar Belakang: Proses menua menyebabkan perubahan struktur dan fungsi tubuh dapat mengganggu homeostasis sehingga lansia rentan mengalami masalah kesehatan. masalah kesehatan tersebut berdampak pada fisik dan psikologis lansia, yang menyebabkan penurunan kapasistas fungsional dan menghadapi akhir hidup yang memprihatinkan.Sindrom gagal pulih merupakan dampak dari proses menua yang disertai gangguan fisiologis, penurunan fungsi, gangguan kognitif dan psikososial. Tujuan: memperoleh gambaran kejadian gagal pulih pada lansia di Panti Wredha di Kota Semarang. Metode penelitian: adalah kuantitatif dengan desain deskriptif. Seluruh lansia di Panti wredha Harapan Ibu, Pucang Gading, dan Harapan Asri menjadi sampel penelitian, sebesar 136 lansia. Pengkajian menggunakan The Frailty Task Force dari American Geriatric Society, untuk mengidentifikasi kejadian gagal pulih, pre gagal pulih, atau tidak mengalami gagal pulih. kriteria untuk menentukan gagal pulih biladitemukan 3 atau lebih masalah:kelemahan, kecepatan berjalan lambat, keluhan kelelahan, aktifitas fisik menurun, dan penurunan berat badan secara progresif. Hasil penelitian: menunjukkan 77 lansia (56,6%) mengalami gagal pulih, 34 lansia (25%) pre gagal pulih, dan 25 lansia (18,4%) tidak mengalami gagal pulih. Kejadian gagal pulih merupakan prediktor hospitalisasi, ketidak mampuan, penurunan mobilitas, jatuh, bahkan kematian. oleh karena itu, ketika diagnosis gagal pulih ditegakkan, harus segera dilakukan perawatan untuk mencegah gagal pulih. serta memberikan pelayanan yang menyeluruh bagi lansia yang telah mengalami gagal pulih.