STUDI PENENTUAN TARIF PROGRESIF SEBAGAI INSTRUMEN PENGENDALI PERPARKIRAN KENDARAAN RODA EMPAT DI AREA MAL CIPUTRA

Abstract

Kota sebagai wadah aktivitas akan mengalami titik jenuh dimana ketersediaan ruang tidak mampu melayani aktivitas di atasnya secara maksimal. Secara khusus, jumlah kendaraan sebagai sarana transportasi akan terus meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas. Selain berpengaruh terhadap penyediaan prasarana transportasi, jumlah kendaran juga berpengaruh pada penyediaan ruang-ruang parkir. Keterbatasan ruang aktivitas di kota tersebut seringkali berakibat pada permasalahan-permasalahan, misalnya demand dan supply yang tidak seimbang, terutama pada jam puncak. Dalam strudi ini akan mengkaji fenomena permasalahan supply dan demand perparkiran pada pusat perbelanjaan di Mal Ciputra. Tujuan studi ini adalah menentukan tarif parkir progresif kendaraan roda empat sebagai salah satu upaya mengatasi dan mengatur aktivitas parkir di Mal Ciputra, sedangkan sasaran untuk mencapai tujuan tersebut adalah kategorisasi waktu parkir berdasarkan intensitas volume kendaraan, analisis karakteristik permintaan dan penyediaan parkir kendaraan roda empat, analisis alternatif penetapan tarif parkir progresif, analisis besaran tarif parkir progresif, dan merumuskan rekomendasi besarnya tarif parkir progresif. Ruang lingkup substansial dalam studi ini adalah karakteristik perparkiran di Mal Ciputra pada waktu yang berbeda, dalam hal ini pada hari kerja, akhir pekan, dan hari libur. Disamping itu, substansi lain yang akan dikaji adalah besaran tarif parkir progresif yang relevan untuk diterapkan di Mal Ciputra berdasarkan pada sisi pengunjung dan pengelola. Ruang lingkup spasial studi ini adalah area parkir kendaraan roda empat Mal Ciputra Semarang, yang meliputi ruang parkir on-street dan offstreet. Pengumpulan data dalam studi ini dilakukan dengan survai primer dan sekunder. Untuk survai primer antara lain dilakukan melalui wawancara dan traffic counting. Sedangkan survai sekunder dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari pengelola parkir. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dengan rumus: n = N/N.d2+1. Dengan rumus tersebut diperoleh sampel sebanyak 81 orang. Analisis-analisis yang dilakukan adalah analisis intensitas dan karakteristik supply dan demand, penghitungan volume kendaraan, kapasitas ruang, & kategorisasi waktu parkir, dan analisis penetapan tarif progresif. Penentuan tarif parkir progresif menggunakan metode penghitungan WTP dan rata-rata anggaran untuk biaya parkir. Penentuan nilai rata-rata anggaran untuk biaya parkir dilakukan dengan menjaring masukan dari responden mengenai anggaran yang di alokasikan untuk aktivitas parkir. Nilai WTP dilakukan dengan cara membuat grafik WTP berdasarkan kemauan responden untuk membayar biaya parkir. Dari grafik WTP tersebut dihasilkan persamaan untuk mencari nilai WTP berdasar target tertentu. Dalam hal ini, target yang dipakai untuk menentukan WTP adalah target prosentase kapasitas dari volume parkir kendaraan maksimal pada jam puncak. Dari persamaan yang dihasilkan oleh grafik WTP (y = ax2-bx+c), diperoleh variabel x dan y, dimana x = harga (WTP) dan y = prosentase volume. Nilai y untuk persamaan WTP ditetapkan berdasarkan prosentase antara kapasitas (434 unit kendaraan) terhadap volume jam puncak (492), sehingga diperoleh target volume sebesar 88.21% dari volume puncak saat ini. Hasil perhitungan rata-rata anggaran untuk biaya parkir adalah sebesar Rp. 5.800,00. Dari perhitungan, diperoleh alternatif pertama tarif parkir sebesar Rp. 2.000,00 untuk satu jam pertama dan Rp. 1.600,00 per jam selanjutnya. Sedangkan alternatif kedua menghasilkan tarif per jam sebesar Rp. 1.750,00. Berdasarkan rata-rata durasi kunjungan selama kurang lebih 3 jam, diperoleh biaya untuk sekali kunjungan ke Mal Ciputra adalah sebesar Rp. 5.200,00 (laternatif pertama), dan Rp. 5.250,00 (alternatif kedua). Kedua alternatif tersebut pada dasarnya dapat diterapkan untuk mendistribusikan volume parkir kendaraan, namun untuk alasan kemudahan pembayaran, alternatif pertama dirasa lebih memudahkan karena tidak memerlukan pecahan Rp. 50,00 yang seringkali sulit didapat.