Maulidini, Ratna CAMPUR KODE SEBAGAI STRATEGI KOMUNIKASI CUSTOMER SERVICE (Studi Kasus Nokia Care Centre Bimasakti Semarang. UNSPECIFIED thesis, Fakultas Ilmu Budaya.
| PDF (skripsi) 302Kb |
Abstract
Customer Service merupakan kegiatan pelayanan terhadap pelanggan yang membutuhkan kemampuan berbahasa. Hal itulah yang melatarbelakangi penelitian yang berjudul ”Campur Kode sebagai Strategi Komunikasi Customer Service”, sebab kemampuan tiap-tiap orang dalam berkomunikasi untuk mencapai tujuan tertentu tidaklah sama. Masalah yang dikemukakan pada penelitian ini adalah wujud campur kode apa saja yang terjadi dalam strategi komunikasi Customer Service, faktorfaktor internal dan eksternal apa sajakah yang menyebabkan Customer Service menggunakan campur kode sebagai strategi komunikasi terhadap pelangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian metode kualitatif hal ini disesuaikan dengan karakter data penelitian yang berwujud tuturan Customer Service. Data diperoleh melalui teknik simak dan wawancara. Teknik simak meliputi beberapa teknik di antaranya teknik dasar berupa teknik sadap dan teknik lanjutan berupa teknik Simak Bebas Libat Cakap (SBLC), teknik rekam, dan teknik catat. Metode wawancara dilakukan untuk memperoleh data tambahan. Kemudian data dianalisis dengan mencari tuturan pada kegiatan Customer Service yang menunjukan adanya strategi komunikasi. Data dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dan metode kontekstual. Pada analisis data diperoleh terjadinya campur kode berupa kata dan frasa. Campur kode berupa kata meliputi bentuk kata dasar, bentuk kata berimbuhan atau baster dan bentuk kata ulang. Sementara campur kode unsur berupa ungkapan atau idiom tidak ditemukan. Campur kode dapat dibedakan menjadi dua tipe yang yaitu tipe campur kode intern yaitu campur kode yang berasal dari daerah yaitu bahasa Jawa, sementara campur kode ekstern adalah adanya unsur bahasa asing yaitu bahasa Inggris. Latar belakang terjadinya campur kode terbagi atas faktor nonkebahasaaan yaitu faktor yang berasal dari diri penutur faktor psikologis dan faktor kebahasaan. Faktor non-kebahasaan pendorong terjadinya campur kode adalah identifikasi ragam yang ditentukan oleh bahasa dimana seorang penutur melakukan campur kode yang akan menempatkan pada status hierarki tertentu meliputi, need for synonim yaitu untuk memperhalus maskud tuturan, social value, perkembangan budaya baru, serta beberapa komponen tutur yang dikemukanan oleh Dell Hymes meliputi Setting, Scene Oversight, Participant,Norm of interaction and interpretation. Sedangkan faktor kebahasaan meliputi low frequency of word yaitu rendahnya pemakaian kata dalam bahasa Indonesia sebab makna yang terkandung dalam bahasa asing maknanya lebih stabil dan lebih sering didengar, End maksud yang ingin dicapai penutur dengan bahasa membujuk, dan menjelaskan.
Item Type: | Thesis (UNSPECIFIED) |
---|---|
Divisions: | Faculty of Humanities > Department of Indonesian |
ID Code: | 5344 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 24 Jan 2010 23:15 |
Last Modified: | 24 Jan 2010 23:15 |
Repository Staff Only: item control page