Tampilan Fisiologis, Tingkah Laku Berbaring dan Produksi Susu Sapi Perah Laktasi pada Ketinggian Tempat yang Berbeda di Kabupaten Semarang

KURNIAWAN, Syahrizal Bobi and SAMBODHO, Priyo and HARJANTI, Dian Wahyu (2016) Tampilan Fisiologis, Tingkah Laku Berbaring dan Produksi Susu Sapi Perah Laktasi pada Ketinggian Tempat yang Berbeda di Kabupaten Semarang. Undergraduate thesis, Fakultas Peternakan & Pertanian Undip.

[img]
Preview
PDF
180Kb
[img]
Preview
PDF
8Kb
[img]
Preview
PDF
130Kb
[img]
Preview
PDF
281Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

108Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

379Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

895Kb

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap produksi dan status fisiologis sapi perah laktasi yang ada di kawasan dataran tiggi dan rendah.Penelitian inidilaksanakanpada bulan Maret 2016 sampai bulan April 2016. Lokasi penelitian berada di Desa Sumogawe Kecamatan Getasan dengan ketinggian 1200 m dpl dan di Desa Kalongan Kecamatan Ungaran Barat dengan ketinggian 318 m dpl. Materi yang digunakan adalah 60 ekor sapi perah laktasi yang terdiri dari dua kelompok yakni ternak di ketinggian 1200 mdpl (T1200) dan ketinggian 318 mdpl (T318) masing-masing 30 ekor dengan kriteria antara lain paritas I-IV dan mempunyai catatan produksi susu. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yakni, penelitian pada(T1200) dan (T318) selama dua minggu pada masing-masing tahap. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah fisiologi lingkungan meliputi suhu udara, kelembaban udara dan Temperature Humidity Index (THI), fisiologi ternak meliputi suhu rektal, frekuensi pernapasan,frekuensi denyut nadi, konsumsi air minum, durasilaying dan standing, frekuensi urinasi dan defekasi danproduksi susu. Analisis data menggunakan Uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai THI pada T1200(70,06 ±0,69)lebih rendah (P<0,05) dibandingkan pada T318(76,82 ±0,65). Status fisiologi ternak pada T318 relatif lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan T1200.Suhu rektal, frekuensi nafas, denyut nadi, frekuensi urinasi, durasi standing, dan konsumsi air minum pada T318 adalah37,96 ±0,35ºC, 39 ±3 kali/menit,70 ±2 kali/menit,10±2,21 kali/hari, 12,1±1 jam/hari, dan 41,9±4,15 liter/hari. Suhu rektal, frekuensi nafas, denyut nadi, frekuensi urinasi, durasi standing, dan konsumsi air minum pada T1200 adalah 37,47 ±0,41ºC, 35 ±9 kali/menit, 66±3 kali/menit, 9±1,45 kali/hari, 10,2±1,76 jam/hari, dan40,5±10,36 liter/hari. Ketinggian wilayah tidak memberikan pengaruh secara nyata (P>0,05) terhadap produksi susu sapi laktasi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa THI, suhu rektal, frekuensi nafas, denyut nadi, frekuensi urinasi, lama waktu berdiri, dan konsumsi air minum pada T318 lebih tinggi dibandingkan dengan T1200,sedangkan lama waktu berbaring dan frekuensi defekasi pada T1200 lebih tinggi dibandingkan ternak pada T318.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:S Agriculture > SF Animal culture
Divisions:Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Animal Agriculture
ID Code:52252
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:07 Mar 2017 11:14
Last Modified:07 Mar 2017 11:14

Repository Staff Only: item control page