UTAMI, Putri and SAMSUDEWA, Daud and LESTARI, C.M. Sri (2016) Perbandingan Kawin Alam dan Inseminasi Buatan terhadap Persentase Kebuntingan, Lama Bunting, Litter Size dan Bobot Lahir Kelinci New Zealand White. Undergraduate thesis, Fakultas Peternakan & Pertanian Undip.
| PDF 412Kb | |
| PDF 126Kb | |
| PDF 135Kb | |
| PDF 380Kb | |
PDF Restricted to Registered users only 253Kb | ||
PDF Restricted to Registered users only 722Kb | ||
PDF Restricted to Registered users only 1300Kb |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan antara sistem perkawinan secara alami dan buatan terhadap persentase kebuntingan, lama bunting, litter size, dan bobot lahir kelinci New Zealand White (NZW). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2016 di Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Non Ruminansia (BPBTNR) Provinsi Jawa Tengah di Kota Surakarta. Materi penelitian adalah kelinci NZW betina (16 ekor kelinci dara dan 16 ekor kelinci induk) dan jantan (2 ekor). Alat yang digunakan antara lain vagina buatan, tabung penampung semen, mikroskop, pipet tetes, kertas label, object glass, cover glass, hemocytometer, bunsen, pH indikator, Beaker glass, spuit, kateter alumunium foil, handuk dan alat tulis. Bahan pendukung antara lain eosin 2%, eosin 0,2%, aquabidest, NaCl 0,9%, dan HCG. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok 2 perlakuan (T0=kelinci NZW dikawinkan secara alami dan T1=inseminasi buatan) dan 2 kelompok (P0=kelinci dara, P1=kelinci induk). Semua kelinci penelitian diinduksi ovulasi sebelum dikawinkan. Parameter yang diamati yaitu persentase kebuntingan dianalisis menggunakan analisis deksriptif, lama bunting dan litter size dianalisis menggunakan analisis independent sample ttest dan Mann-Whitney u-test, dan bobot lahir dianalisis menggunakan analisis independent sample t-test. Rata-rata persentase kebuntingan kelinci NZW yang dikawinkan secara alami sebesar 87,50% untuk kelinci dara dan 100,00% untuk kelinci induk, sedangkan yang dikawinkan secara inseminasi buatan sebesar 50,00% untuk kelinci dara maupun kelinci induk. Hasil analisis independent sample t-test menunjukkan bahwa sistem perkawinan secara alami maupun inseminasi buatan tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap lama bunting dengan rata-rata 31,70 hari, litter size dengan rata-rata 4,32 ekor, dan bobot lahir kelinci NZW dengan rata-rata 53,11 gram. Status fisiologis kelinci dara dan induk tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap lama bunting dengan rata-rata 31,60 hari, litter size dengan ratarata 4,89 ekor, dan bobot lahir kelinci NZW dengan rata-rata 54,51 gram yang dikawinkan secara alami. Hasil analisis menunjukkan bahwa status fisiologis kelinci dara dan induk tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap lama bunting dengan rata-rata 31,88 hari dan bobot lahir dengan rata-rata 47,03 gram, namun memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap litter size kelinci NZW dengan nilai sebesar 2,50 ekor untuk kelinci dara dan 5,00 ekor untuk kelinci induk yang dikawinkan secara inseminasi buatan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem perkawinan secara alami memberikan hasil lebih baik dibanding inseminasi buatan berdasarkan persentase kebuntingan yang lebih tinggi, sedangkan untuk lama bunting, litter size dan bobot lahir memberikan hasil yang sama.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SF Animal culture |
Divisions: | Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Animal Agriculture |
ID Code: | 52054 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 27 Feb 2017 13:56 |
Last Modified: | 27 Feb 2017 13:56 |
Repository Staff Only: item control page