Produksi Karkas, Luas Otot Mata Rusuk dan Yield Grade Kambing Kacang Jantan yang Diberi Pakan dengan Sumber Protein yang Berbeda.(Carcass Production, Rib Eye Muscle Area and Yield Grade of Kacang Bucks Diets with Different Protein Sources).

FITRI, Amelia Fardani and PURNOMOADI, Agung and RIANTO, Edy (2016) Produksi Karkas, Luas Otot Mata Rusuk dan Yield Grade Kambing Kacang Jantan yang Diberi Pakan dengan Sumber Protein yang Berbeda.(Carcass Production, Rib Eye Muscle Area and Yield Grade of Kacang Bucks Diets with Different Protein Sources). Undergraduate thesis, Fakultas Peternakan & Pertanian Undip.

[img]
Preview
PDF
255Kb
[img]
Preview
PDF
138Kb
[img]
Preview
PDF
151Kb
[img]
Preview
PDF
211Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

102Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

765Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

1136Kb

Abstract

Penelitian produksi karkas, luas otot mata rusuk dan yield grade Kambing Kacang jantan yang diberi pakan dengan sumber protein yang berbeda dilaksanakan di kandang kambing Laboratorium Produksi Ternak Potong dan Perah, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang pada bulan Juni 2015 sampai September 2015.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji produksi karkas, luas otot mata rusuk dan yield gradekambing Kacang Jantan yang diberi pakan sumber protein yang berbeda. Penelitian ini menggunakan kambing Kacang jantan sebanyak 12 ekor yang berumur 1-1,5 tahun, bobot badan rata-rata 17,31±1,55 kg(CV= 8,25%).Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dengan 4 ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah T0 = 60% rumput gajah dan 40% gliricidia, T1= 30% rumput gajah;30% gliricidia;6,20% tepung ikan;14,10% wheat bran dan 19,70% onggok, T2 = 30% rumput gajah; 30% gliricidia; 6,50% bungkil kedelai;14,10% wheat bran dan 19,40% onggok.Parameter penelitian ini adalah konsumsi pakan, PBBH, bobot potong, bobot karkas, persentase karkas, luas otot mata rusuk, tebal lemak punggung dan yield grade. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) pada konsumsi BK dan PK. Konsumsi BK tertinggi pada T2 (706,65g),disusul T1 (593,25g) dan terendah T0 (328,84 g). Pada PBBH, bobot potong dan karkas, serta persentase karkas menunjukkan hasil berbeda sangat nyata (P<0,05). PBBH tertinggi pada perlakuan T2 (65,75 g/hari), kemudian T1 (52,25 g/hari) dan terendah T0 (-20,50 g/hari).Bobot potong tertinggi pada T2 (25,56 kg), disusul T1 (20,59 kg) dan terendah T0 (14,56 kg). Bobot karkas panas dan dingin tertinggi yaitu pada perlakuan T2 (11,25 dan 10,20 kg), kemudian T1 ( 8,69 dan 7,96 kg) dan terendah T0 (5,16 dan 4,55 kg). Persentase karkas panas dan dingin tertinggi pada perlakuan T2 (43,99 dan 39,71%), T1 (42,08 dan 38,49%) dan terendah T0 (35,27 dan 31,12%). Tebal lemak punggung dan yield grade menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05).Tebal lemak punggung dari tertinggi sampai terendah berturut-turut pada perlakuan T1 (0,58), T2 (0,56) dan T0 (0,44). Yield grade tertinggi pada T1 (0,58), disusul T2 (0,56) dan terendah T0 (0,44). Otot mata rusukmenunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05), dengan ratarata5,83 cm 2 . Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan pakan sumber protein meningkatkan produksi karkasdan yield grade, namun tidak meningkatkan luas otot mata rusuk. Sementara itu, penggunaan tepung ikan dan bungkil kedelai sebagai sumber protein tidak berbeda satu sama lain dalam hal peningkatan produksi karkas, yield grade dan luas otot mata rusuk.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:S Agriculture > SF Animal culture
Divisions:Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Animal Agriculture
ID Code:51833
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:10 Feb 2017 15:15
Last Modified:10 Feb 2017 15:15

Repository Staff Only: item control page