RIYANTO, Agus and KISMIATI, Sri and SUNARTI, Dwi (2016) Tingkah Laku Makan Itik Peking yang Diberi Ransum Kering dan Basah dengan Level Probiotik Berbeda. Undergraduate thesis, Fakultas Peternakan & Pertanian Undip.
| PDF 294Kb | |
| PDF 162Kb | |
| PDF 243Kb | |
| PDF 243Kb | |
PDF Restricted to Registered users only 247Kb | ||
PDF Restricted to Registered users only 546Kb | ||
PDF Restricted to Registered users only 969Kb |
Abstract
Itik Peking merupakan itik yang potensial dikembangkan di Indonesia. Pemberian ransum itik secara umum adalah secara basah dan masih jarang pemberian kering. Pemberian ransum basah dapat memicu tumbuhnya jamur yang mengganggu pencernaan, sehingga perlu tambahan aditif untuk meningkatkan pencernaan yaitu dengan penambahan probiotik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkah laku makan itik Peking yang diberi ransum kering dan basah dengan level probiotik berbeda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2015 di Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. Materi yang digunakan adalah 120 ekor itik Peking (unsex) umur 3 minggu dengan bobot badan 750,564 ± 15,283 g (CV=4,072%). Komposisi ransum berupa jagung, bekatul, bungkil kedelai, tepung ikan dan mineral mix. Level probiotik yang diberikan sebanyak 0 , 9 dan 12 g/kg ransum dengan kandungan protein kasar 14,872% dan energi metabolis 3.088 kkal/kg. Ransum basah merupakan ransum kering ditambahkan air dengan bobot perbandingan 1 : 2. Perlakuan yang dicobakan yaitu T1A1: ransum kering tanpa probioitk, T1A2: ransum kering + probiotik 9 g/kg, T1A3: ransum kering + probiotik 12 g/kg, T2A1: ransum basah tanpa probiotik, T2A2: ransum basah + probiotik 9 g/kg dan T2A3: ransum basah + probiotik 12 g/kg ransum. Parameter yang diamati yaitu tingkah laku makan, minum dan istirahat. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) faktorial 2 x 3 dengan 4 ulangan. Analisis data yang digunakan adalah analisis ragam dengan taraf ketelitian 5%. F hitung ≥ F tabel, maka dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan untuk melihat pengaruh antara percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh interaksi antara ransum dengan penambahan probiotik terhadap tingkah laku makan, minum dan istirahat. Ransum tidak berpengaruh nyata terhadap tingkah laku makan dan istirahat (P>0,05), tetapi berpengaruh nyata menurunkan tingkah laku minum (P<0,05). Tingkah laku minum itik yang mendapat ransum basah (T2) sebesar 39,083 dan pada ransum kering (T1) sebesar 42,167 kali/hari. Penambahan level probiotik tidak mempengaruhi tingkah laku makan, minum dan istirahat (P>0,05). Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ransum basah menurunkan tingkah laku minum, namun tidak pada tingkah laku makan dan istirahat. Penambahan probiotik sampai 12 g/kg ransum tidak mengubah tingkah laku makan, minum dan istirahat itik Peking.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SF Animal culture |
Divisions: | Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Animal Agriculture |
ID Code: | 51832 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 10 Feb 2017 15:07 |
Last Modified: | 10 Feb 2017 15:07 |
Repository Staff Only: item control page