ADO , ADO ANDANG PRADANA and Satrio , Nugroho, M.Si and Septana , Bagus Pribadi (2016) Gelanggang Renang di Yogyakarta. Undergraduate thesis, universitas Diponegoro.
| PDF 995Kb | |
| PDF 383Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 2201Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 1527Kb | ||
| PDF 313Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 1012Kb | ||
| PDF 640Kb | |
| PDF 338Kb | |
| PDF 263Kb |
Abstract
Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang bermaksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh, Kegiatan olahraga ini dapat menjadi kegiatan yang menghibur, menyenangkan, atau juga bertujuan untuk meningkatkan prestasi. Penyelenggaraan keolahragaan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) Setiap warga negara diberi hak yang sama untuk melakukan kegiatan olahraga, memperoleh pelayanan dalam kegiatan olahraga, memilih dan mengikuti jenis atau cabang olahraga yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional MSBP Tahun 2012, apresiasi masyarakat dalam berolahraga masih rendah. Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga hanya sekitar 25 persen saja. Minat tertinggi penduduk dalam berolahraga terdapat di Provinsi Kalimantan Timur (31,48 persen), DKI Jakarta (30,02 persen), Kepulauan Riau (29,34 persen), dan Yogyakarta (29,01 persen) Yogyakarta dengan peminatan penduduk dalam berolahraga tertinggi ke 4 se Indonesia, diharapkan dapat mencetak atlet-atlet muda berbakat untuk mengharumkan nama Indonesia. Renang menjadi salah satu cabang olahraga yang dilombakan sejak Olimpiade Athena 1896, dan merupakan cabang olahraga dengan perlombaan berskala internasional hingga saat ini. Ketertarikan tehadap olahraga renang di Yogyakarta cukup tinggi, berdasar hasil survey Susenas MSBP 2012 sebesar 1,69 persen melakukan olahraga renang setiap minggunya. Sedangkan rata-rata untuk seluruh penduduk Indonesia adalah 0,93 persen. Tetapi tingginya minat masyarakat tidak di imbangi dengan fasilitas pendukung olahraga tersebut. Hasil survey Statistik Podes 2003-2014 terjadi penurunan presentase fasilitas gelanggang renang di Yogyakarta pada tahun 2011 sebesar 14,84 persen, turun menjadi 13,70 persen pada tahun 2014. Akan tetapi cabang olahraga renang yang seharusnya menjadi event baru yang nantinya diharapkan mampu menyumbang atlit renang bagi kompetisi nasional dan internasional sepertinya terhambat. Mengingat Stadion Kridosono yang di dalamnya terdapat fasilitas kolam renang akan segera digantikan dengan ruang publik komersil. “Kawasan stadion Kridosono ditengah kota Yogyakarta akan dikembangkan menjadi kawasan bisnis publik. Selanjutnya, fungsi sport center atau pusat olah raga akan dialihkan di stadion Mandala Krida dan area lahan sekitarnya. Bermula dari fenomena-fenomena di atas maka dibutuhkan suatu desain yang dapat mewadahi kegiatan akuatik baik untuk kejuaraan skala nasional hingga internasional, pelatihan, olahraga rekreasi dan fungsi lainnya bagi masyarakat kota yang akan diwujudkan dalam desain Gelanggang renang. Dengan adanya Gelanggang renang di Yogyakarta yang berstandar internasional dan memiliki fasilitas yang mendukung, diharapkan prestasi atlit akuatik Indonesia semakin meningkat dan dapat menambah koleksi medali pada tiap kejuaraan akuatik.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 50889 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 28 Nov 2016 08:43 |
Last Modified: | 28 Nov 2016 08:43 |
Repository Staff Only: item control page