STATUS MINERAL MANGAAN PADA SAPI POTONG DI DAERAH ALIRAN SUNGAI JRATUNSELUNA

UTAMI, Mentari Tri and PANGESTU, Eko and SUTRISNO, Sutrisno (2016) STATUS MINERAL MANGAAN PADA SAPI POTONG DI DAERAH ALIRAN SUNGAI JRATUNSELUNA. Undergraduate thesis, Fakultas Peternakan & Pertanian Undip.

[img]
Preview
PDF
257Kb
[img]
Preview
PDF
91Kb
[img]
Preview
PDF
215Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

316Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

255Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

4Mb

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengkaji status Mn pada sapi potong di DAS Jratunseluna bagian hulu dan hilir, mengetahui korelasi antara konsumsi nutrien dan mineral Mn dalam bahan pakan dengan penampilan produksi ternak. Penelitian lapangan berupa survei di daerah hulu yaitu Kecamatan Suruh dan Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang; sedangkan di daerah hilir Kecamatan Jaken dan Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 ekor sapi yang diamati pada daerah hulu dan hilir terhadap jumlah dan jenis pakan yang dikonsumsi, kadar Mn dalam pakan, bulu sapi dan tanah. Alat yang digunakan adalah label, gunting, cangkul, timbangan gantung, thermometer, pita ukur, oven, tanur, cawan petri, kertas saring Whatman 41, kompor distruksi, labu ukur, pipet, gelas ukur dan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Bahan yang digunakan yaitu aquademin dan asam nitrat. Data yang diperoleh dilakukan independent T-test untuk mengetahui perbedaan status Mn, asupan nutrien dan pertambahan bobot badan harian (PBBH) di daerah hulu dengan hilir. Analisis data uji Independent T-test dilakukan dengan manual. Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi Mn dengan status Mn pada ternak dan status Mn ternak dengan PBBH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBBH ternak di daerah hulu nyata (P>0,05) lebih rendah dibandingkan daerah hilir, konsumsi bahan kering (BK) sapi di daerah hulu nyata (P>0,05) lebih rendah dibandingkan dengan daerah hilir (7,67 dan 8,91 kg). Status Mn di bagian bulu sapi pada daerah hulu dan hilir menunjukkan tidak adanya perbedaan, masing-masing 11,5 dan 22,9 ppm.Terdapat hubungan lemah yang berpola linier antara konsumsi Mn dengan status Mn di daerah hulu (r=0,021) dan daerah hilir (r=0,520). Terdapat hubungan lemah yang berpola linier antara kandungan Mn di bagian bulu dengan PBBH di dearah hulu (r=0,002) dan daerah hilir (r=0,118). Terdapat hubungan lemah yang berpola linier antara konsumsi Mn dengan PBBH di daerah hulu (r=0,031) dan daerah hilir (r=0,204). Simpulan penelitian yaitu kandungan Mn pada tanah, pakan dan status Mn pada ternak tergolong rendah. Status Mn pada bagian bulu sapi potong daerah hilir lebih tinggi dibanding daerah hulu.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:S Agriculture > SF Animal culture
Divisions:Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Animal Agriculture
ID Code:50827
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:22 Nov 2016 11:03
Last Modified:22 Nov 2016 11:03

Repository Staff Only: item control page