Ariyanti Oktora, Ria and Riskiyanto, Resza and Sudarwanto, Budi (2016) Rumah Akulturasi Budaya Kampung Layur Semarang. Undergraduate thesis, Universitas Diponegoro.
| PDF 1446Kb | |
| PDF 470Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 1408Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 1447Kb | ||
| PDF 531Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 1674Kb | ||
| PDF 261Kb | |
| PDF 959Kb |
Abstract
"The history of urban form can be used as a design quarry"-Spiro Kostof Sejarah terbentuknya kota dapat digunakan sebagai penggalian sumber perancangan, demikian arti ungkapan diatas. Kita akan mendapatkan konsep perancangan awal ataupun kondisi awal terbentuknya kota tersebut dengan menggali sejarah terbentuknya kota. Kota Semarang memiliki sebuah sungai atau kali yang pada masanya merupakan jalur transportasi air yang sangat terkenal yaitu Kali Semarang. Keberadaan Kali Semarang selain sebagai jalur transportasi air pada saat itu juga merupakan tempat rekreasi karena banyaknya kapal-kapal yang bersandar untuk melakukan bongkarmuat barang dagangannya di sepanjang Kali Semarang. Oleh karena itu maka disepanjang Kali Semarang banyak terdapat kampung tradisional dengan etnik-etnik tertentu. Salah satu kampung yang terkenal saat itu adalah Kmapung Melayu yang banyak dihuni oleh orang-orang dari berbagai macam etnik. Jalan utama yang juga terkenal sebagai pusat aktifitas perdagangan adalah Jalan Layur, berlokasi tepat ditengah-tengah antara Kampung Melayu dan Kali Semarang. Ternyata pada perkembangannya keberadaan Jalan Layur saat ini tidak terawat dan merupakan daerah yang kumuh. Ruang publik kota yang awalnya memiliki fungsi utama sebagai pusat ekonomi, sosial, sejarah dan budaya itu kini mulai terabaikan karena matinya Kali Semarang sebagai pusat transportasi. Pengalihan transportasi dari air memindahkan pusat perdagagan ke dareah lain. Kampung layur yang hidup dari aktifitas sungai mulai dtinggalkan, meskipun disana masih terdapat bangunan-bangunan saksi sejarah kemakmuran masyarakat dan keanekaragaman etniknya seperti MAsjid Menara Layur dan Klentheng Dewa Bumi. Berdasarkan uraian diatas, maka diperlukan Perencanaan dan Perancangan sebuah ruang publik yang menyatukan kesejarahan di masa lalu dengan kehidupan masyarakat di masa kini serta melestarikannya untuk generasi yang akan datang. Rumah Budaya nantinya akan menjadi tempat tinggal bagi kesejarahan dan budaya yang akan tetep hidup meski zaman terus berganti.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 50597 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 25 Oct 2016 09:20 |
Last Modified: | 25 Oct 2016 09:20 |
Repository Staff Only: item control page