PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH PENETASAN TELUR PUYUH DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS FISIK TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

ALAMSYAH, Suryadin and KISMIATI, Sri and YUNIANTO, Vitus Dwi (2016) PENGGUNAAN TEPUNG LIMBAH PENETASAN TELUR PUYUH DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS FISIK TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica). Undergraduate thesis, Fakultas Peternakan & Pertanian.

[img]
Preview
PDF
637Kb
[img]
Preview
PDF
73Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

93Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

238Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

100Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

418Kb

Abstract

Peningkatkan potensi produksi puyuh diperlukan manajemen yang baik terutama dari segi ransum. Ransum merupakan kendala utama dari peternak karena 80% biaya yang dikeluarkan peternak adalah untuk kebutuhan ransum. Salah satu cara untuk menekan biaya ransum adalah dengan menggunakan bahan pakan non-konvensional berupa limbah. Limbah penetasan meliputi cangkang dari telur yang telah menetas, embrio dalam telur yang mati, telur infertil serta anak puyuh yang mati. Limbah yang dihasilkan oleh usaha penetasan puyuh sangat banyak yaitu sekitar 30 – 50% dari jumlah telur yang ditetaskan. Limbah penetasan puyuh yang telah dikeringkan mengandung 36,24% protein kasar, 0,92% serat kasar, 10,73% kalsium, 0,69% fosfor. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan tepung limbah penetasan telur puyuh dalam ransum terhadap kualitas fisik telur puyuh. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober – Desember 2015 di kandang puyuh Dusun Ketapang RT 02 RW 01 Desa Ketapang, Susukan, Semarang. Materi yang digunakan adalah 160 ekor puyuh betina umur 4 minggu bobot badan rata-rata 94,19 ± 7,36 g. Alat yang digunakan adalah kandang, tempat pakan, tempat minum, timbangan, lampu, termohigro, oven, kompor, dan blender. Parameter yang diteliti meliputi berat telur, tebal kerabang, indeks putih telur, indeks kuning telur, dan Haugh unit. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari T0: ransum tanpa tepung limbah penetasan, T1: ransum dengan tepung limbah penetasan 9%, T2: ransum dengan tepung limbah penetasan 12%, T3: ransum dengan tepung limbah penetasan 15%. Setiap ulangan terdiri dari 8 ekor puyuh. Data yang diperoleh dianalisis ragam menggunakan uji F taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung limbah penetasan telur puyuh dalam ransum tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap berat telur, tebal kerabang, indeks putih telur, indeks kuning telur, dan Haugh unit. Simpulan dari penelitian ini adalah penggunaan tepung limbah penetasan telur puyuh dalam ransum sampai level 15% menghasilkan berat telur, tebal kerabang, indeks putih telur, indeks kuning telur, dan Haugh unit yang sama.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:S Agriculture > SF Animal culture
Divisions:Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Animal Agriculture
ID Code:50100
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:30 Sep 2016 15:57
Last Modified:30 Sep 2016 15:57

Repository Staff Only: item control page