MATERIAL BETON RENDAH EMISI YANG BERKELANJUTAN

SETYOWATI, ERNI and HARDIMAN , GAGOEK and PURWANTO, PURWANTO (2016) MATERIAL BETON RENDAH EMISI YANG BERKELANJUTAN. Documentation. Universitas Diponegoro, Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF
379Kb
[img]PDF
Restricted to Repository staff only

4Mb
[img]
Preview
PDF
272Kb
[img]
Preview
PDF
522Kb

Abstract

Dunia konstruksi baik secara langsung maupun tidak langsung turut berperan dalam kerusakan lingkungan yang berakibat pada pemanasan global dan perubahan iklim. Salah satunya adalah penggunaan semen dalam pembangunan yang telah menyumbang emisi CO2 terbesar kedua setelah pembangkit tenaga listrik, yaitu sekitar sekitar 930 juta ton/tahun atau sekitar 7% dari total emisi gas CO2 yang berkisar13.470 juta ton/tahun (data Inter-Governmental Panel on climate Change/IPCC). Dalam mengatasi permasalahan ini, penerapan konsep hijau dalam pembangunan berkelanjutan atau yang sekarang ini dikenal dengan green construction harus dilakukan, salah satunya dengan modifikasi material penyusun beton. Isu lain tentang kenaikan harga minyak bumi mengakibatkan produk material konstruksi cenderung melambung tinggi termasuk material pengisi dinding jenis apapun dan sejumlah material konstruksi bangunan lainnya. Oleh karena itu rekayasa material hijau ini akan menjawab tantangan produk yang ekonomis dan berwawasan lingkungan. Substitutor semen dalam rekayasa material ini digunakan untuk menghasilkan beton dengan bobot yang ringan, atau paling tidak lebih ringan daripada beton normal. Sedangkan penggunaan abu ampas tebu dalam rekayasa material ini dimaksudkan sebagai bahan substitusi semen, sehingga pemakaian semen dalam campuran beton dapat dikurangi. Penggunaan abu ampas tebu diambil dari Pabrik Gula Trangkil, Jawa Tengah. Dalam publikasi sebelumnya, penambahan abu ampas tebu terbukti mampu meningkatkan kuat tekan beton ringan yang dihasilkan karena sifatnya yang menyerupai fly ash. Namun demikian ada beberapa kelemahan, yaitu proses penghancuran sterofom dilakukan secara manual. Mix design beton yang dilakukan pada rekayasa material ini masih menggunakan metode DOE dengan penambahan abu ampas tebu komposisi 15% sebagaimana yang diterapkan pada kegiatan sebelumnya. Sterofom, polymer dan cangkang kerang digunakan sebagai pengganti agregat kasar sedangkan agregat halus yang digunakan adalah pasir muntilan. Metode yang sangat berbeda adalah disubstitusikannya sterofom dengan agregat polymer dan diaplikasikannya teknologi nano terhadap luaran produk material hijau ini sebagai upaya peningkatan mutu kualitas produk sehingga memiliki nilai jual dan nilai diseminasi massal ke masyarakat luas. Kebaharuan lain tentang material beton ini adalah dikembangkannya material pre-pack concrete sebagai bentuk perpaduan antara ilmu civil engineering dan architecture engineering sebagai produk material bangunan yang bernilai estetis sekaligus memiliki performa akustik yang dapat dipertimbangkan.

Item Type:Monograph (Documentation)
Subjects:N Fine Arts > NA Architecture
Divisions:Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering
ID Code:48820
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:10 May 2016 10:21
Last Modified:28 Jul 2016 10:10

Repository Staff Only: item control page