ADAPTASI ANTARBUDAYA MAHASISWA PERANTAUAN DI KOTA SALATIGA (ETNIS BALI, MINAHASA, DAYAK, PAPUA, DAN BATAK DENGAN KEBUDAYAAN JAWA)

Timothius, Johan Chris (2015) ADAPTASI ANTARBUDAYA MAHASISWA PERANTAUAN DI KOTA SALATIGA (ETNIS BALI, MINAHASA, DAYAK, PAPUA, DAN BATAK DENGAN KEBUDAYAAN JAWA). Masters thesis, Master Program in Communication Science.

[img]
Preview
PDF - Published Version
150Kb
[img]
Preview
PDF - Published Version
259Kb
[img]
Preview
PDF - Published Version
306Kb
[img]
Preview
PDF - Published Version
283Kb
[img]
Preview
PDF - Published Version
197Kb

Abstract

Penelitian ini merupakan studi yang mengkaji tentang adaptasi dalam komunikasi antarbudaya individu mahasiswa dengan budaya baru. Penelitian ini membahas mengenai pengalaman adaptasi mahasiswa yang berbasis komunitas etnis (minority culture) dengan kebudayaan Jawa yang berbasis sebagai budaya induk (host culture). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengalaman-pengalaman dan hambatan individu dalam beradaptasi di Salatiga. Untuk metoda yang dipergunakan adalah metodologi kualitatif deskriptif, yang dilakukan dengan berbagai tahapan, seperti wawancara mendalam, observasi dan studi pustaka. Landasan teoritik penelitian ini menggunakan paradigma interpretif untuk mengkonstruksikan pengalaman dan makna dari suatu fenomena. Bersamaan dengan paradigma interpretif, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi sebagai landasan berpikir dalam studi ini. Asumsi yang digapai peneliti, para informan dengan secara aktif menginterpretasikan pengalaman mereka dengan memberikan makna terhadap suatu fenomena tertentu. Teori-teori yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan Teori Model Kurva U, Teori Adaptasi Antarbudaya, Teori Adaptasi Interaksi dan Teori Pengurangan Ketidakpastian. Penelitian ini berharap bisa memberikan penjelasan tentang bagaimana individu masing-masing kelompok etnis Bali, etnis Minahasa, etnis Dayak, etnis Papua, dan etnis Batak beradaptasi dengan kultur budaya baru di kampus UKSW. Hasil studi dari proses adaptasi mendapatkan pengalaman tekstural dan struktural individu dengan tujuan untuk memperoleh kenyamanan sesuai dengan proposisi setiap indvidu. Dalam menjalani proses adaptasi yang dilakukan, tidak terlepas dari hambatan-hambatan komunikasi antarbudaya, termasuk pada peningkatan kompetensi antarbudaya baik di lingkungan kampus maupun di lingkungan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian, memperlihatkan bahwa setiap informan pada awalnya merasakan problematik atau kesulitan adaptasi karena belum bisa berinteraksi baik dengan lingkungan mereka dan dikarenakan terhambat oleh beberapa faktor, seperti faktor bahasa; faktor gaya berkomunikasi; faktor cita rasa makanan; sifat dan karakteristik masyarakat yang notabene berbeda dengan kebudayaan asal mereka. Namun seiring berjalannya waktu, dimulai dengan kesadaran tinggi yang timbul dari para informan, mereka mulai mencoba untuk membuka diri, membiasakan menyesuaikan diri terhadap budaya baru, dengan tujuan untuk mengurangi kecemasan dan ketidakpastian dan untuk meminimalisir sebuah konflik yang bisa terjadi di masa mendatang. Keikutsertaan peran komunikasi antarbudaya membantu dalam menjembatani hubungan mereka dengan lingkungan, dibantu dengan peran serta masyarakat yang ikut ambil bagian dalam membantu para informan menjalani hidup dan beradaptasi di Salatiga. Kata kunci: komunikasi antarbudaya, adaptasi budaya, etnis dan mahasiswa. This is a study that examines the adaptation in intercultural communication of individual to a new culture. The university student’s experience that represents to community-based (minority culture) adaptation of Javanese culture as a culture-based parent (host culture) is discussed. The purpose of this study was to determine the individual experiences and constraints in adapting in Salatiga. The research method used was descriptive qualitative. Data collection techniques were in-depth interviews, observation and study of literature. This study involved 15 key respondents from 5 different cultures. The study of the adaptation process gains the textural and structural experiences of individual in order to obtain the comfort to each individual. Within the adaptation process, there were many communication barriers between cultures, including the improvement of inter-cultural competence both on campus and the community. The research findings showed that the informants initially faced difficulty of adaptation. It happened because they cannot interact well with surroundings. In addition, factors that inhibit, such as: language, communication style, taste of the food, the nature and characteristics of different communities with their native culture. Furthermore, to start with the high consciousness arising from the informants, they began to try to open up, familiarize themselves with adapting to a new culture, due to reduce anxiety and uncertainty and to minimize a conflict that could occur in the future. The role of intercultural communication helps in bridging the relationship with the environment, aided by the participation of people who took part in helping the informants live and adapt in Salatiga. Keywords: intercultural communication, cultural adaptation, ethnic, and students.

Item Type:Thesis (Masters)
Subjects:H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions:School of Postgraduate (mixed) > Master Program in Communication Science
ID Code:48744
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:03 May 2016 10:23
Last Modified:03 May 2016 10:23

Repository Staff Only: item control page