HILMY, RIZKY and Suprijatna, Edjeng and Sukamto, Bambang (2015) KECERNAAN RANSUM, PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PADA ITIK LOKAL PETELUR YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG KIAMBANG (Salvinia molesta) FERMENTASI. Undergraduate thesis, Peternakan.
| PDF 285Kb | |
PDF Restricted to Registered users only 86Kb | ||
PDF Restricted to Registered users only 269Kb | ||
PDF Restricted to Registered users only 178Kb | ||
PDF Restricted to Registered users only 677Kb |
Abstract
RIZKY HILMY. 23010111140214. 2015. Kecernaan Ransum, Protein Kasar dan Serat Kasar pada Itik Lokal yang Diberi Ransum Mengandung Kiambang (Salvinia molesta) Fermentasi. (Digesbility of diets, crude protein, and crude fiber of Lokal Ducks Feed Diet with Fermented Kiambang (Salvinia molesta)) (Pembimbing: EDJENG SUPRIJATNA dan BAMBANG SUKAMTO) Itik mempunyai kelebihan dibandingkan dengan ternak unggas lainnya karena mampu mencerna bahan pakan dengan kadar serat kasar tinggi. Kelebihan ini sangat menguntungkan karena ransum yang berserat kasar tinggi biasanya disusun dari bahan ransum yang berkualitas rendah, mudah didapat dan harganya relatif lebih murah, sehingga menekan biaya produksi. Oleh sebab itu, penggunaan Kiambang (Salvinia molesta) fermentasi yang memiliki kandungan nutrisi yang tinggi sebagai bahan pakan alternatif diharapkan mampu memenuhi kebutuhan nutrisi dan dapat menekan biaya pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Kiambang fermentasi dengan level yang berbeda dalam ransum terhadap kecernaan ransum, protein kasar dan serat kasar pada itik lokal. Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 09 Agustus sampai 23 Oktober 2014, di Kandang Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Materi yang digunakan adalah itik lokal (itik Pengging) umur 24 minggu sebanyak 80 ekor dengan rerata bobot badan 1457 ± 124,8 g (CV = 8,56%). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan dengan 4 ekor itik setiap unit percobaan. Perlakuan yang diberikan yaitu T0: ransum tanpa Kiambang, T1: ransum menggunakan 15% Kiambang tanpa fermentasi, T2: ransum menggunakan 15% Kiambang fermentasi, T3: ransum menggunakan 17,5% Kiambang fermentasi, T4: ransum menggunakan 20% Kiambang fermentasi. Parameter yang diamati adalah kecernaan ransum, kecernaan protein kasar, dan kecernaan serat kasar. Data diolah dengan Analisis Ragam. Hasil penelitian menunjukkan T0, T1, T2, T3, dan T4 berturut-turut untuk rata-rata kecernaan ransum (%) adalah 78,58; 76,16; 75,96; 79,91; dan 76,58. Rata-rata kecernaan protein kasar (%) adalah 78,88; 83,54, 79,28; 77,68 dan 79,68. Rata-rata kecernaan serat kasar (%) adalah 20,87; 16,52; 31,28; 40,84 dan 39,26. Penggunaan Kiambang dalam ransum tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kecernaan ransum, protein kasar dan serat kasar pada itik lokal. Disimpulkan bahwa Kiambang dapat digunakan dalam ransum sampai taraf 20% dengan tidak menimbulkan pengaruh yang negatif terhadap kecernaan ransum, protein kasar dan serat kasar pada itik.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SF Animal culture |
Divisions: | Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Department of Animal Agriculture |
ID Code: | 48248 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 28 Mar 2016 09:57 |
Last Modified: | 28 Mar 2016 09:57 |
Repository Staff Only: item control page