PENGEMBANGAN MANAJEMEN LINGKUNGAN BUDIDAYA IKAN MELALUI APLIKASI PROBIOTIC, PELET PROTEIN TINGGI, DAN BIOSECURITY UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN AKTIVITAS BUDIDAYA BERKELANJUTAN

Putro, Sapto P. and Hariyati, Riche (2010) PENGEMBANGAN MANAJEMEN LINGKUNGAN BUDIDAYA IKAN MELALUI APLIKASI PROBIOTIC, PELET PROTEIN TINGGI, DAN BIOSECURITY UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN AKTIVITAS BUDIDAYA BERKELANJUTAN. Project Report. Fakultas MIPA Universitas Diponegoro.

[img]
Preview
PDF
2471Kb

Abstract

Dalam upaya mewujudkan akuakultur berkelanjutan (sustainable aquaculture), sistem manajemen dan teknologi akuakultur yang perlu menjadi perhatian yang serius adalah pengembangan manajemen lingkungan budidaya dan fasilitas pendukungnya. Penelitian ini bertujuan antara lain untuk mengembangkan manajemen lingkungan budidaya ikan guna menunjang aktivitas budidaya yang berkelanjutan. Dalam jangka panjang, riset ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat berupa pembuatan probiotik dan pelet ikan protein tinggi dengan memanfaatkan sumberdaya alam lokal, khususnya kerang air tawar (Anodonta woodiana Lea) and keong mas (Pomacea sp.) dan upaya meningkatkan daya dukung lingkungan perairan sehingga daya dukung (carrying capacity) lingkungan perairan Rawapening agar tetap terjaga. Penggunaan probiotik di lapangan dilakukan berdasarkan isolasi bakteri di perairan perairan danau Rawapening. Aplikasi biosecurity yang dilakukan antara lain identifikasi dan upaya pencegahan penyakit, memilih benih yang sehat dan melakukan pengontrolan terhadap pertumbuhan benih, melakukan pengontrolan terhadap kualitas lingkungan (air dan sedimen), dan melaksanakan program pembasmian penyakit bila terjadi wabah. Sedangkan proses pembuatan pelet meliputi penentuan formulasi, penggilingan bahan baku menjadi tepung, penimbangan, pencampuran bahan baku pelet, pengolahan adonan menjadi pelet/crumble, pengeringan, dan sortasi. Uji fisik pelet meliputi uji daya apung, uji daya tahan pelet dalam air, dan daya kekerasan pelet. Uji kimia dilakukan untuk mengetahui kandungan nutrisi pelet ikan yang dibuat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pelet ikan komersial kualitas tinggi memiliki kandungan protein sebesar 35%, pelet dengan kualitas sedang memiliki kandungan protein sebesar 16%, sedangkan pelet alternatif memiliki kandungan protein sebesar 20%. Penyakit yang umumnya menyerang budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) di perairan Rawapening antara lain parasit Trichodina sp (a) dan Trichodinella sp, jamur Saprolegnia sp, dan bakteri Streptococcus sp

Item Type:Monograph (Project Report)
Subjects:S Agriculture > SH Aquaculture. Fisheries. Angling
Divisions:Faculty of Science and Mathematics > Department of Biology
ID Code:48127
Deposited By:Mr. Sugeng Priyanto
Deposited On:22 Mar 2016 22:32
Last Modified:22 Mar 2016 22:32

Repository Staff Only: item control page