AINI, FALASIFAH NUR (2015) PENGGUNAAN SPEKTROFOTOMETER GUNA MENENTUKAN KADAR β-KAROTEN PADA DAUN SINGKONG (The use of spectrophotometer to determine the levels of β-karoten on cassava leaves). Undergraduate thesis, Undip.
| PDF (COVER, HAL PENGESAHAN, ABSTRAK, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI) - Published Version 134Kb | |
| PDF (BAB I) - Published Version 53Kb | |
| PDF (BAB II) - Published Version 332Kb | |
| PDF (BAB III) - Published Version 42Kb | |
| PDF (BAB IV) - Published Version 81Kb | |
PDF (BAB V) - Published Version Restricted to Repository staff only 91Kb | ||
PDF (BAB VI) - Published Version Restricted to Repository staff only 419Kb | ||
PDF (BAB VII) - Published Version Restricted to Repository staff only 42Kb | ||
| PDF (DAFTAR PUSTAKA, LAMPIRAN) - Published Version 171Kb |
Abstract
Spektrofotometri merupakan salah satu metode analisis instrumental yang menggunakan dasar interaksi energi dan materi. Spektrofotometri dapat dipakai untuk menentukan konsentrasi suatu larutan melalui intensitas serapan pada panjang gelombang tertentu. Panjang gelombang yang dipakai adalah panjang gelombang maksimum yang memberikan absorbansi maksimum. Salah satu prinsip kerja spektrofotometri didasarkan pada fenomena penyerapan sinar oleh space kimia tertentu didaerah ultra violet dan sinar tampak (visible). β-karoten adalah salah satu jenis senyawa hidrokarbon karotenoid yang merupakan senyawa golongan tetraterpenoid (Winarsi, 2007). Adanya ikatan ganda menyebabkan β-karoten peka terhadap oksidasi. Oksidasi β-karoten akan lebih cepat dengan adanya sinar, dan katalis logam, khususnya tembaga, besi dan mangan. Oksidasi akan terjadi secara acak pada rantai karbon yang mengandung ikatan rangkap. Pada praktikum pertama penentuan kadar betakaroten dengan perbedaan variabel konsentrasi pelarut didapatkan kadar berturut-turut 1,65 %; 1,66 %; 1,66 %; 1,66 %; 1,67 % dengan perbandingan variabel ekstrak dan pelarut 1:1,1:2,1:3,1:4, dan 1:5. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi sampel yang dihasilkan konsentrasi betakaroten juga semakin naik, namun kenaikan konsentrasi tidak berpengaruh pada kenaikan kadar, hal ini bergantung pada banyaknya pelarut yang dapat melarutkan betakaroten pada sampel Pada praktikum kedua variabel lama waktu pemanasan dengan konsentrasi 100 ppm dan waktu 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit, dan 30 menit didapatkan kadar 1,66 %; 1,65 %; 1,65 %; 1,64 %; 1,64 %. Dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu pemanasan maka kandungan betakaroten dalam sampel mengalami penurunan. Penurunan kadar betakaroten selama pemanasan diduga akibat adanya isomerisasi termal.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | T Technology > TP Chemical technology |
Divisions: | Faculty of Engineering > Diploma in Chemical Engineering Faculty of Engineering > Diploma in Chemical Engineering |
ID Code: | 47953 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 15 Mar 2016 15:58 |
Last Modified: | 15 Mar 2016 15:58 |
Repository Staff Only: item control page