JEJAK KEARIFAN LOKAL PERMUKIMAN CANDI SEMARANG

Abstract

Pemilihan daerah Candi Baru sebagai permukiman yang baru dikarenakan udaranya yang sejuk dan bersih, pemandangan alam yang menghadap ke laut dan daerah tersebut belum tersentuh urbanisasi. Dalam konsep pembuatan permukiman Candi Baru Semarang, Thomas Karsten sebagai perancang menggunakan konsep garden city yang dikemukakan oleh Howard. Gagasan “kota taman (garden city) yang dicetuskan Howard pada tahun 1898 merupakan konsep yang digunakan sebagai upaya mengatasi kemunduran kualitas hidup dan kelestarian lingkungan akibat industrialisasi yang tidak terkendali di dalam kota. Thomas Karsten dalam membuat permukiman Candi Baru Semarang tidak menerapkan konsep garden city secara murni, namun disesuaikan dengan keadaan di Indonesia yang beriklim tropis Penerapan konsep desain berilkim tropis pada permukiman Candi Baru Semarang terlihat pada perletakkan rumah, taman umum, dan ruang terbuka yang mengikuti topografi, kemiringan dan belokan-belokan. Pembagian tanah dan arah jalan hanya terdiri atas dua kategori yaitu jalan utama dan jalan sekunder dengan mengikuti keadaan tanah sehingga dari rumah-rumah tinggal serta taman-taman umum, pemukim dapat menikmati pemandangan indah ke arah laut yang ada di bagian Utara. Selain itu Thomas Karsten sebagai perancang juga membagi permukiman Candi Baru Semarang berdasarkan kemampuan ekonomi mereka. Pertama adalah kampung-kampung yang ada di lereng-lereng bukit diperuntukkan bagi masyarakat ekonomi lemah dan yang kedua adalah perumahan elit bagi masyarakat ekonomi atas.