Rachell Christine, Josephine and Hardiman , Gagoek and Bagus Pribadi, Septana (2015) Child Development Center di Jakarta. Undergraduate thesis, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
| PDF 647Kb | |
| PDF 394Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 1493Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 532Kb | ||
| PDF 212Kb | |
PDF Restricted to Repository staff only 1352Kb | ||
PDF Restricted to Repository staff only 749Kb | ||
| PDF 304Kb | |
| PDF 453Kb |
Abstract
Untuk menjadi sebuah bangsa yang besar dan mampu bersaing dalam dunia global, sebuah negara memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk dapat mempertahankan kedaulatan bangsanya. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia global kemudian menuntut kecerdasan SDM dalam hal pengetahuan dan wawasan global untuk mempersiapkan mereka dalam menyelesaikan masalah. Untuk mencetak SDM suatu bangsa agar dapat memiliki kemampuan global tidak dapat dalam waktu yang singkat. Diperlukan waktu bertahun – tahun untuk mempersiapkannya. SDM tersebut kemudian dikenal dengan generasi penerus bangsa atau tunas bangsa. Menjadi generasi penerus bangsa berwawasan global diarahkan sejak usia muda, bahkan fenomena yang berkembang sekarang sudah dimulai sejak bayi. Generasi penerus bangsa kemudian dibekali dengan pendidikan – pendikan setara jenjang usianya. Jenis pendidikan yang diberikan kepada anak – anak tersebut diarahkan untuk mengasah kemampuan minat dan bakat mereka. Oleh karena itu, pendidikan yang diberikan pun relatif bermacam – macam, yang secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu pendidikan formal dan pendidikan non – formal. Di Indonesia pendidikan formal dikenal dengan sekolah umum, dimana anak-anak diwajibkan mengikuti program wajib belajar 12 tahun oleh pemerintah di sekolah yang dikelola oleh pemerintah atau pihak swasta. Pendidikan akan dimulai dari umur 6 tahun hingga 18 tahun (usia belajar anak pada umumnya), mulai dari tingkat SD hingga SMA. Pendidikan non – formal di Indonesia terbagi bermacam-macam, ada yang berbentuk kursus keterampilan bagi anak usia sekolah, dan juga pendidikan anak usia dini hingga pra-sekolah yang dikenal dengan PAUD dan Taman Kanak-Kanak. Sampai saat ini, pendidikan non – formal jenis PAUD dan Taman Kanak-Kanak belum secara tegas diwajibkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, pendidikan non-formal jenis PAUD dan Taman Kanak – Kanak di Indonesia hampir sepenuhnya dikelola oleh pihak swasta. Menanggapi kekosongan pengelolaan pada sektor pendidikan non-formal, pihak swasta kemudian berlomba-lomba mengadakan pendidikan non-formal bagi anak-anak mulai dari usia bayi hingga usia pra-sekolah (taman kanak-kanak). Pengadaan pendidikan non-formal ini dinilai sangat menguntungkan berbagai pihak, mulai dari pihak yang membisniskan pendidikan non-formal ini. anak yang dididik, terlebih orangtua.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering Faculty of Engineering > Department of Architecture Engineering |
ID Code: | 46031 |
Deposited By: | INVALID USER |
Deposited On: | 30 Jul 2015 09:49 |
Last Modified: | 30 Jul 2015 09:49 |
Repository Staff Only: item control page