PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DALAM RANSUM TERHADAP KARKAS DAN NON KARKAS AYAM BROILER PERIODE STARTER DAN FINISHER

Susanthi, Lilis and Atmomarsono , Umiyati and Sunarti, Dwi (2014) PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas blackie) DALAM RANSUM TERHADAP KARKAS DAN NON KARKAS AYAM BROILER PERIODE STARTER DAN FINISHER. Undergraduate thesis, Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip.

[img]
Preview
PDF
741Kb
[img]
Preview
PDF
87Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

157Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

187Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

173Kb
[img]PDF
Restricted to Registered users only

712Kb

Abstract

RINGKASAN LILIS SUSANTHI. 23010110110113. Pengaruh Pemberian Tepung Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas blackie) dalam Ransum Terhadap Karkas dan Non Karkas Broiler periode Starter dan Finisher. (Pembimbing : UMIYATI ATMOMARSONO dan DWI SUNARTI ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan ubi jalar ungu dalam ransum terhadap bobot hidup, bobot dan persentase dressed, bobot dan persentase karkas dan bobot dan persentase non karkas, serta mengetahui berapa level optimal penggunaannya dalam ransum broiler. Materi yang digunakan adalah 260 ekor DOC broiler unsex umur 1 hari, desinfektan, dan vaksin, terdapat 5 perlakuan dan 4 ulangan. Kandang yang digunakan berukuran 1m2, masing-masing berisi 13 ekor ayam. Ransum yang digunakan meliputi tepung ubi jalar ungu, jagung kuning, tepung ikan, Poultry Meat Meal (PMM), Meat Bone Meal (MBM), dan pollard. Ransum starter mengandung 23% PK dan 3.000 Kkl/kg energi metabolis (EM). Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 ulangan dan 5 perlakuan yaitu T0 : Ransum tanpa tepung ubi jalar ungu, T1: Ransum dengan 8,21 % tepung ubi jalar ungu (setara 40 mg antosianin), T2 : Ransum dengan 16,43 % tepung ubi jalar ungu (setara 80 mg antosianin), T3 : Ransum dengan 24,64 % tepung ubi jalar ungu (setara 120 mg antosianin), T4 : Ransum dengan 32,86 % tepung ubi jalar ungu (setara 160 mg antosianin). Pemeliharaan dilakukan selama 35 hari. Parameter yang diamati adalah bobot hidup, bobot dressed, bobot karkas, persentase karkas dan persentase non karkas. Data yang diperoleh dianalisis ragam menggunakan uji F. Hasil penelitian menunjukan bahwa periode starter pada perlakuan T0, T1, T2, T3, T4 memiliki nilai rata-rata bobot hidup 262, 266, 259, 226,75, 204, persentase dressed 94%, 93%, 96%, 94%, 93%, persentase karkas 56,25%; 58,5%; 58,5%; 55%; 53,75% dan persentase non karkas 43,75%; 41,5%; 41,5%; 45%; 46,5%. Periode finisher pada perlakuan T0, T1, T2, T3, T4 memiliki nilai rata-rata bobot hidup 1.049,25; 1.054,25; 985,75; 966; 976,75, persentase dressed 95%, 94%, 94%, 94%, 94%, persentase karkas 70,75%; 67,25%; 65%; 65,2%; 67,50% dan persentase non karkas 29,25%; 32,75%; 35%; 34,75%; 32,50%. Kesimpulan yang diperoleh adalah pemberian tepung ubi jalar ungu dalam ransum untuk periode starter dapat digunakan sampai 16,43%, sedangkan untuk periode finisher hanya sampai 8,21% dari ransum. Pemberian lebih dari itu, perfoman karkas menurun. Hal itu disebabkan antosianin dalam ubi ungu berubah menjadi oksidan yang merusak jaringan tubuh.

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:S Agriculture > SF Animal culture
Divisions:Faculty of Animal and Agricultural Sciences > Diploma in Animal Agriculture
ID Code:45409
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:13 Apr 2015 10:25
Last Modified:13 Apr 2015 10:25

Repository Staff Only: item control page