ANALISIS PROGRAM P2 ISPA di PUSKESMAS PEGANDAN KOTA SEMARANG

PUTRIARTI, RIZKI TRI (2014) ANALISIS PROGRAM P2 ISPA di PUSKESMAS PEGANDAN KOTA SEMARANG. Undergraduate thesis, Diponegoro University.

[img]
Preview
PDF - Published Version
12Kb

Abstract

Penyakit ISPA yang paling menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah pneumonia, karena pneumonia merupakan penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian khususnya pada balita. Evaluasi terhadap pelaksanaan program di Puskesmas dilihat dari cakupan penemuan penderita pneumonia balita. Puskesmas yang memiliki cakupan penemuan penderita pneumonia balita terendah di kota Semarang pada tahun 2013 adalah Puskesmas Pegandan (1,07%) jauh di bawah target dari DKK Kota Semarang (39%). Kendala yang dihadapi oleh Puskesmas Pegandan dalam pelaksanaan program P2 ISPA diantaranya tidak dianggarkannya dana khusus untuk program P2 ISPA, serta tidak tersedia sarana informasi tentang penyakit ISPA baik berupa leaflet, pamflet, maupun poster. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis sistem manajemen program pengendalian ISPA di Puskesmas Pegandan. Metode penelitian yang digunakan metode kualitatif dengan 2 informan utama dan 4 informan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurangnya komitmen dari pelaksana maupun DKK Semarang dalam program P2 ISPA. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya pelatihan dari DKK kepada petugas karena dana yang dimiliki untuk program P2 ISPA di DKK terbatas, tidak ada dana khusus yang dialokasikan untuk program karena perencanaan tidak dibuat secara detail, sarana KIE tidak dimiliki oleh Puskesmas namun Puskesmas tidak berusaha untuk mengajukan pengadaan, serta panduan yang belum sepenuhnya dimengerti oleh petugas Puskesmas. Sedangkan untuk variabel proses, perencanaan tidak dibuat secara detail karena P2 ISPA bukan merupakan program prioritas, dan program P2 ISPA jarang dibahas baik di lokakarya mini maupun di dalam supervisi. Output program P2 ISPA yaitu cakupan penemuan penderita pneumonia balita sangat rendah selama dua tahun terakhir karena tidak dilakukan sosialisasi kepada masyarakat sehingga masyarakat kurang mengerti tentang pneumonia. Pada variabel feedback, meskipun cakupan dari Puskesmas rendah, tetapi belum ada tindak lanjut yang diberikan oleh Kepala Puskesmas maupun DKK. Untuk itu perlu dilakukan intervensi kepada pelaksana maupun stake holder agar lebih berkomitmen dalam menjalankan program P2 ISPA sehingga pelaksanaan dan manajemen program dapat berjalan dengan optimal. Kata Kunci: Sistem,Program P2 ISPA,Pelayanan kesehatan,Puskesmas,Kota Semarang

Item Type:Thesis (Undergraduate)
Subjects:R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Divisions:Faculty of Public Health > Department of Public Health
ID Code:44949
Deposited By:INVALID USER
Deposited On:12 Jan 2015 10:56
Last Modified:12 Jan 2015 10:56

Repository Staff Only: item control page